Lensadakwah.com – Rasulullah mengingatkan kepada umatnya tatacara kehidupan sehari-hari. Inilah yang disampaikam oleh ustad Nurcholis Huda pada kajian ba’da shubuh di Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya. 7 Desember 2022.
Ustad Nurcholis saat Menyampaikan Kajian
Beberapa peringatan Nabi tersebut tercatat dalam Hadits-Nya:
1. Larangan Membunuh Binatang
عن إبن مسعود قال: كنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم في سفر، فانطلق لحاجة، فرأينا حمرة معها فرخان، فأخذنا فرخيها فجاءت الحمرة فجعلت تفرش، فجاء النبي صلى الله عليه وسلم فقال: من فجع هذه بولديها؟ ردوا ولديها إليها
Dari Sahabat Ibnu Mas’ud Ra berkata, kami bersama Rasulullah Saw dalam perjalanan, namun Nabi pergi sebentar karena keperluan beliau. Kemudian kami menemukan burung kecil dengan dua anaknya. Lalu kami ambil keduanya. Ternyata induk burung mengepak-epakkan kedua sayapnya. Kemudian Nabi Saw datang seraya berkata, “Siapa yang memisahkan induk burung ini dengan anaknya? Kembalikan anaknya kepada induknya. (HR. Abu Dawud)
Hadis tersebut di atas merupakan bentuk, bahwa menyayangi binatang merupakan sebuah tindakan yang disunnahkan. Itu sebabnya rasul memerintahkan para sahabatnya tidak menggangu binantang dan agar mengembalikan anak burung tersebut kepada induknya.
Ada beberapa jenis hewan yang Nabi ingatkan kepada umatnya. Sebagaimana Hadits dibawah ini:
نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ عَنْ قَتْلِ الصُّرَدِ ، وَالضِّفْدَعِ ، وَالنَّمْلَةِ ، وَالْهُدْهُدِ
Rasulullah SAW melarang membunuh burung shurad, kodok, semut dan burung hud-hud,” (HR Ibnu Majah).
2. Jangan Menunda Membayar Hutang
Ada beberapa Hadits yang memperingatkan kepada hamba-Nya terkait dengan urusan hutang.
مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ
Barangsiapa yang mengambil harta manusia, dengan niat ingin menghancurkannya, maka Allah juga akan menghancurkan dirinya.” (HR. Bukhari).
يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ
Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim).
كَانَ يَدْعُو فِى الصَّلاَةِ وَيَقُولُ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ » . فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنَ الْمَغْرَمِ قَالَ
« إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ »
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdo’a di akhir shalat (sebelum salam): ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang).”
Lalu ada yang berkata kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kenapa engkau sering meminta perlindungan adalah dalam masalah hutang?” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari.” (HR. Bukhari).
Lalu ada yang berkata kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kenapa engkau sering meminta perlindungan adalah dalam masalah hutang?” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari.” (HR. Bukhari).
3. Janganlah Menarik Pemberian Meskipun Belum Diberikan.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فَإِنَّ الْعَائِدَ فِى صَدَقَتِهِ كَالْكَلْبِ يَعُودُ فِى قَيْئِهِ
Sesungguhnya orang yang mengambil kembali Shadaqahnya seperti anjing yang memakan kembali muntahnya.” (H.R Bukhari)
Itulah perumpamaan dari Rasulullah terhadap orang yang mengambil kembali harta sedekahnya, baik itu dengan menariknya lagi ataupun dengan cara membelinya. Keduanya sama-sama dilarang oleh Rasulullah saw.
4. Haram Makan Harta Anak Yatim
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا ۖ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). QS. An Nisa’: 10
Ustad Nurcholis kepada jamaah kajian menyamoaikan, bahwa kita harus hati-hati dengan harta anak yatim. Memakan harta anak yatim selain sama dengan menyimpan api dalam perut juga tidak akan barakah.
Orang yang merawat anak yatim dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, maka Allah menyiapkan surga baginya.
5. Haram Beramal Riya (ingin dilihat orang)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. QS. Al Baqarah: 264
Ustad Nurcholis yang juga Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ini menegaskan, bahwa:
Orang yang beramal tapi riya, maka amalnya hilang seperti debu di batu licin disiram air hujan lebat dan berangin.
Hilang dan musnah tidak berbekas.
Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian hari ini ialah syirik kecil. Shahabat bertanya: Apakah syirik kecil itu ya Rasul? Nabi menjawab: Riya ( berbuat baik ingin dilihat).
6. Nongkrong di Pinggir Jalan
Kebiasaan nongkrong di pinggir jalan sering mengundang dosa terutama dosa mata dan mulut. Rasulullah menganjurkan meninggalkan kebiasaan ini.
Rasulullah bersabda: Hentikanlah kebiasaan di pinggir jalan. Shahabat menjawab: kami tidak bisa meninggalkan duduk-duduk itu di sana sekedar bicara-bicara. Nabi bersabda: Kalau begiru kakian harus memberibhak jalan. Apakah iru hak jalan ya Rasul ? Tanya shahabat. Nabi menjawah: Kalian harus pejamkan mata, menahan gangguan (irang yang lewat), menjawab salam, dan menganjurkam kebaikan dan mencejah kemungkaran.
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat“. QS. An Nur: 30.
lensa_ldkpwmjatim
Sumber: Kajian Masjid At-Taqwa Pogot
Editor : Muchamad Arifin