LENSADAKWAH.COM – Masjid Aya Sofia, atau Hagia Sophia, yang terletak di kawasan Sultanahmet, distrik Fatih, Istanbul, Turki ini menjadi salah satu tempat yang dikunjungi oleh Muchamad Arifin ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam Rihlah Dakwahnya. 27 Januari 2025
Masjid yang berlokasi berada di pusat kota tua Istanbul menjadi masjid pilihan yang dikunjunginya dalam kegiatan rihlah dakwahnya disamping masjid lainnya sepertinya Masjid Sultan Ahmed (Blue Mosque) yang keduanya hanya dipisahkan oleh taman Sultanahmet yang indah, sehingga keduanya dikunjunginya bersamaan
Sekilas Masjid Hagia Sophia
Hagia Sophia awalnya dibangun sebagai gereja pada tahun 537 M oleh Kaisar Bizantium Justinianus I. Saat itu, bangunan ini berperan sebagai katedral utama Kekaisaran Bizantium dan menjadi lambang kejayaan Kristen Ortodoks di kota Konstantinopel.
Setelah kota tersebut ditaklukkan oleh Kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1453, Sultan Mehmed II mengubahnya menjadi masjid. Sejak saat itu, Hagia Sophia digunakan sebagai tempat ibadah umat Islam dan mengalami berbagai perubahan, seperti penambahan menara, mihrab, serta mimbar khas arsitektur Islam.
Pada tahun 1935, di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Atatürk, Hagia Sophia diubah menjadi museum sebagai bagian dari kebijakan sekularisasi di Turki modern. Namun, pada 10 Juli 2020, Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengembalikan statusnya sebagai masjid, dengan pelaksanaan shalat pertama setelah sekian lama pada 24 Juli 2020.
Dengan demikian, meskipun bangunan ini telah berdiri sejak 537 M, fungsinya sebagai masjid baru dimulai pada tahun 1453.
Simbol-simbol keagamaan lama masih terlihat di Hagia Sophia meskipun fungsinya telah berubah beberapa kali. Saat ini, bangunan tersebut mencerminkan perpaduan antara dua tradisi agama besar, yaitu Kristen Ortodoks dan Islam.
Ketika Hagia Sophia dialihfungsikan menjadi masjid pada tahun 1453, mosaik-mosaik bergambar Yesus, Maria, dan para santo tidak dihapus sepenuhnya, tetapi sebagian besar ditutup dengan plester atau kain. Namun, struktur utama seperti kubah besar dan desain basilika tetap dipertahankan. Kesultanan Utsmaniyah kemudian menambahkan elemen khas Islam, seperti mihrab, mimbar, empat menara, serta kaligrafi besar yang bertuliskan nama Allah, Nabi Muhammad, dan para khalifah yang dipasang di dinding bagian dalam.
Saat bangunan ini dijadikan museum pada tahun 1935, beberapa mosaik Kristen yang sebelumnya tertutup mulai diperlihatkan kembali sebagai bagian dari pelestarian sejarahnya. Namun, setelah Hagia Sophia kembali difungsikan sebagai masjid pada tahun 2020, beberapa mosaik kembali ditutup dengan kain atau disamarkan menggunakan pencahayaan khusus saat waktu shalat, sesuai dengan ajaran Islam yang tidak memperbolehkan penggambaran makhluk hidup dalam tempat ibadah. Di luar waktu shalat, mosaik-mosaik tersebut tetap dapat dilihat oleh para pengunjung.
Semoga sekilas dari tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dalam sejarah dunia Islam. Doa terbaik penulis, semoga para pembaca bisa memiliki kesempatan untuk hadir di Masjid Hagia Sophia ini.
https://vt.tiktok.com/ZS67D7ktk/