LENSADAKWAH. COM – Orang akan menganggap sesuatu penting jika sesuatu itu mendatangkan manfaat bagi kehidupan manusia, jika tidak dapat dirasakan manfaatnya mana mungkin orang menganggap sesuatu itu penting dalam hidupnya.
Hal di atas yang disampaikan Azis Maulana atau yang akrap dipanggilnustad Azis dalam Kajian Rabu ba’da Shubuh di Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya, 18 Desember 2024
Ustad Azia menekankan, bahwa dalam teori ekonomi orang akan membeli barang/jasa jika dapat dirasakan manfaatnya kalau tidak dapat dirasakan manfaatnya mana mungkin orang mau membelinya. Contoh (sebagus apapun televisi tidak akan dianggap penting dan dibeli oleh orang yang tidak bisa melihat, begitupun sebagus apapun sepatu tidak akan dianggap penting oleh orang yang tidak memiliki kaki)
Jika contoh itu kita bawa pada persoalan-persoalan keimanan bisa jadi manusia tidak menganggap iman penting dalam hidupnya ketika tidak bisa merasakan manfaat, manis dan lezatnya beriman.
Maka Rasulullah SAW mengajarkan dalam hadits
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ(رواه البخاري)
البخاري : محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة البخاري (٢٥٦ ه)
Artinya:
dari Anas bin Malik (90 H) dari Nabi saw, beliau bersabda, “Tiga perkara yang apabila ada pada seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman:
Menjadikannya Allah dan rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya.
Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan
dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka”
Semoga para pembaca tulisannya ini dapat merasakan majisnya iman. Amin
editor: Muchamad Arifin