LENSADAKWAH.COM. Surabaya-Suasana Asrama Haji Sukolilo Surabaya berubah lebih ceria dari biasanya pada Selasa (9/12/2025). Langit yang teduh seolah ikut menyambut kedatangan 157 jamaah haji cilik dari kelas 1 dan 2 SD Muhammadiyah 10 Surabaya (Mumtas). Dengan berpakaian ihrom yang terlihat lucu, mereka datang berbaris sambil membawa semangat belajar yang menggebu.

Kegiatan pembelajaran luar kelas ini memang terasa istimewa. Hari itu, anak-anak bukan sekadar berekreasi, tetapi belajar langsung rukun Islam kelima: Ibadah Haji. Sejak pagi, wajah polos mereka penuh rasa penasaran tentang bagaimana rasanya menjadi “tamu Allah”.
Sebelum berangkat, M. Khoirul Anam, M.Pd.I, Kepala SD Mumtas, menyampaikan pesan sederhana namun membekas.
“Anak-anak hari ini belajar sungguhan menjadi tamu Allah. Semoga setelah merasakan manasik, lahir niat kuat untuk berhaji sungguhan suatu hari nanti,” ujarnya lembut.
Kata-kata itu menjadi pembuka perjalanan spiritual mini para haji cilik. Begitu memasuki area manasik, antusiasme mereka langsung membuncah. Ada yang tak sabar ingin melihat replika Ka’bah, ada pula yang sibuk memperbaiki kain ihram kecilnya.
Sensasi Thawaf yang Mendebarkan
Saat pembimbing memberi isyarat dimulainya thawaf, anak-anak bergerak melingkari Ka’bah dengan langkah teratur. Di wajah mereka tampak ekspresi antara takjub, gugup, dan bahagia.
“Ayo, jangan mendahului, pelan-pelan…,” seru guru pendamping sambil tersenyum.
Beberapa anak bahkan menengadah, seakan merasakan suasana Masjidil Haram sungguhan. Saat melewati sisi Hajar Aswad, tangan-tangan kecil itu terulur, mencoba “mencium” batu hitam simbolis yang telah disiapkan.
“Bu… rasanya kaya beneran di Mekkah!” celetuk Nayla sambil tertawa kecil.
Syi’ar Haji yang Hidup dalam Langkah Kecil
Usai thawaf, mereka melanjutkan sa’i antara Bukit Shafa dan Marwah. Meski jaraknya pendek, pengalaman berlari-lari kecil itu membuat mereka seolah merasakan perjuangan Hajar mencari air untuk Nabi Ismail.
Puncaknya adalah melontar jumrah. Dengan kerikil di tangan, anak-anak melemparnya ke tiang jumrah sambil mengucapkan takbir. Riuh, seru, dan penuh semangat.
Sebelum kegiatan dimulai, Abdul Rozaq, M.Pd.I, pembimbing dari KBIH Muhammadiyah Surabaya, memberikan penjelasan tentang tata cara ibadah haji, mulai dari niat, mengenakan ihram, wukuf, hingga tahallul. Penjelasannya yang komunikatif membuat anak-anak mudah memahami makna setiap tahapan.
Bekal Iman yang Membekas
Kegiatan manasik ini bukan sekadar praktik ibadah. Ia adalah pengalaman batin yang kelak, ketika mereka dewasa, akan mengingatkan kembali mimpi kecil menuju Baitullah. Banyak siswa bahkan mulai berbicara tentang ingin menabung untuk haji.
Keteladanan, keceriaan, dan semangat spiritual hari itu menjadi bukti bahwa pendidikan agama tak harus rumit. Kadang, cukup dengan menghadirkan suasana, pengalaman, dan rasa. Dan di Asrama Haji Sukolilo, 157 jamaah cilik Mumtas pulang membawa hati yang lebih dekat pada Allah.
Afuw Elkhoir