LENSADAKWAH.COM – Manusia yang beruntung di hadapan Allah adalah mereka yang selalu menjaga kesuciannya atau fitrahnya sebagai manusia. Sedangkan mereka yang rugi di hadapannya adalah mereka yang selalu mengotori dirinya sebagai manusia yang memili tugas untuk mengabdi di hadapanNya.
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا
Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. QS. Asy Syam: 9-10.
Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwa itu dan menyucikannya dari segala kekotoran seperti syirik, kufur, takabur, iri, dengki, kikir, tamak, dan sebagainya, lalu menghiasinya dengan sifat-sifat baik seperti iman, ikhlas, sabar, syukur, dan sebagainya¹
Dan sungguh rugi orang yang menutupi kemuliaan jiwa itu, mengotorinya dengan sifat-sifat buruk, dan mematikan potensinya untuk berbuat baik. Dengan melakukan hal itu, manusia tidak malu lagi berperilaku buruk, berbuat dosa, dan merugikan orang lain.²
Manusia sesungguhnya memiliki naluri yang mampu membedakan mana yang buruk dan mana yang baik. Mana yang dari perbuatannya menimbulkan manfaat dan mana dari perbuatannya menimbulkan madharat.
Allah memberikan kepada manusia indra pendengaran, penglihatan dan hati nurani agar manusia secara naluri mampu memilih dan dan memilah. Namun karena sedikit yang bersyukur, maka yang terjadi adalah kerusakan di muka bumi akibat tidak mampu menggunakan indra yang diberikan untuk yang bermanfaat.
قُلْ هُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْ
Katakanlah, “Dialah Zat yang menciptakanmu dan menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. (Akan tetapi,) sedikit sekali kamu bersyukur. QS. Al Mulk: 23
Kaum musyrik yang telah diberikan aneka potensi yang semestinya dapat digunakan untuk meraih petunjuk ternyata justru mengabaikannya. Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan seluruh manusia untuk menyadari potensi itu. Katakanlah, “Dialah yang menciptakan kamu tahap demi tahap dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu agar kamu menggunakannya secara baik sebagai tanda syukur kepada-Nya. Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur. ³
Mari kita jadikan Al -Qur’ an sebagai pendamping kita dalam menjalankan tugas hidup di dunia. Karena Al Qur’an diturunkan oleh Allah sebagai penerang, petunjuk dan nasihat bagi hambaNya yang bertaqwa.
هَٰذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِينَ
(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. QS. Ali Imran: 138
Mari kita jaga diri kita dari penyakit hati yang dapat mengakibatkan hilangnya catatan amal baik kita di hadapan Allah swt. Dan Semoga kita semua kususnya yang membaca tulisan ini senantiasa ada dalam petunjuk dan hiyahNya.
#Hamba yang beruntung di hadapan Allah
Footnote: 1,2,3 Tafsir Wajiz