LENSADAKWAH.COM – Kajian Rabu ba’da Shubuh, 15 Januari 2024 di masjid At-Taqwa Pogot Surabaya disampaikan oleh ustad Nurcholis Huda dengan tema Kekuasaan Itu Pinjaman.
Dalam muqaddimahnya wakil ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur ini mengawali dengan membacakan ayat:
قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. QS Ali Imran: 26
Dalam ayat di atas Allah menyuruh Nabi untuk menyatakan bahwa Allah Yang Maha Suci yang mempunyai kekuasaan tertinggi dan Mahabijaksana dengan tindakan-Nya yang sempurna di dalam menyusun, mengurus, dan merampungkan segala perkara dan yang menegakkan aturan undang-undang di alam ini.
Allah juga yang mencabut kekuasaan dari orang-orang yang Dia kehendaki, disebabkan mereka berpaling dari jalan yang lurus, yaitu jalan yang dapat memelihara kekuasaan karena meninggalkan keadilan dan berlaku curang dalam pemerintahan.
Hikmah yang dapat kita ambil adalah, bahwa kekuasaan itu adalah milik Allah dan suatu saat akan di ambil oleh Allah. Ada beberapa contoh presiden yang disebut oleh ustad Nurcholis Huda sebagai contoh mulai dari Sukarno, Suharto, Habibie, Megawati dan seterusnya.
اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةًۗ فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ
Tahukah kamu (Nabi Muhammad), orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan dibiarkan sesat oleh Allah dengan pengetahuan-Nya, Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya, siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Apakah kamu (wahai manusia) tidak mengambil pelajaran? QS. Al Jasiyah: 23
Ustad Nurcholis lanjut menjelaskan ayat di atas dengan sangat rinci:
وَأَضَلَّهُ اللهُ عَلَىٰ عِلْمٍ
(dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya)
Yakni dia mengetahui mana kebenaran, dan mengetahui mana petunjuk dan kesesatan; namun dia meninggalkan kebenaran demi menuruti hawa nafsunya.
وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِۦ وَقَلْبِهِۦ
(dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya)
Yakni Allah menutup pendengarannya sehingga tidak dapat lagi mendengar nasehat, dan mengunci hatinya sehingga tidak dapat memahami petunjuk.
وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشٰوَةً
(dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?)
Yakni memberi penutup agar tidak dapat melihat petunjuk.
فَمَن يَهْدِيهِ مِنۢ بَعْدِ اللهِ ۚ
(Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat))
Yakni setelah Allah menyesatkan-Nya.
أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
(Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?)
Yakni apakah mereka tidak mengambil pelajaran dan ibrah, sehingga mereka meninggalkan hawa nafsu dan kesesatan dari petunjuk.
Untuk selengkapnya sulakan buka pada link youtube dati siaran ulang TaqwaMU- Tv