Makna Kemenangan dari Kesabaran: Hikmah Muharram dalam Kajian Subuh Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya
LENSADAKWAH.COM. Surabaya, 2 Juli 2025 — Suasana Rabu ba’da Subuh di Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya terasa lebih syahdu dari biasanya. Jamaah yang hadir tampak khusyuk menyimak kajian rutin yang diasuh oleh Ustaz Muchamad Arifin. Dalam kajian kali ini, beliau mengangkat tema yang sangat relevan dengan semangat awal tahun Hijriyah: “Kemenangan Berawal dari Pengorbanan dan Kesabaran.”

Dalam tausiyahnya, Ustaz Arifin menegaskan bahwa bulan Muharram bukan sekadar momentum pergantian waktu, tetapi juga bulan penuh makna spiritual. “Bulan ini adalah bulan kemenangan para Nabi Allah. Nabi Musa berhasil menyelamatkan Bani Israil dari kezaliman Firaun, dan Nabi Nuh bersama kaumnya diselamatkan dari banjir besar. Semua kemenangan itu diawali dengan kesabaran yang panjang dan pengorbanan yang luar biasa,” ujar beliau.
Beliau kemudian menyampaikan sebuah kisah singkat tentang Nabi Musa ‘alaihissalam, yang menjadi simbol kemenangan atas kezaliman. Selama bertahun-tahun, Nabi Musa harus berdakwah dengan penuh kesabaran menghadapi kekejaman Raja Fir’aun yang mengaku sebagai tuhan dan menindas Bani Israil. Meskipun penuh ancaman dan rintangan, Nabi Musa tak gentar. Sampai akhirnya, atas izin Allah, laut terbelah dan Nabi Musa bersama kaumnya selamat menyeberang, sementara Fir’aun dan tentaranya ditenggelamkan oleh ombak. Kisah ini menjadi bukti bahwa kemenangan sejati hanya datang setelah kesabaran dan keyakinan yang kokoh dalam perjuangan menegakkan kebenaran.
Ustaz Arifin juga mengingatkan bahwa kesabaran adalah pintu utama menuju keberhasilan. “Ketika kita diuji dengan berbagai kesulitan hidup, jangan cepat menyerah. Jalani dengan sabar, karena Allah tidak pernah menyia-nyiakan usaha dan doa hamba-Nya yang bersungguh-sungguh,” pesannya dengan penuh keteduhan.
Menariknya, dalam kajian tersebut Ustaz Arifin juga menyoroti realitas kehidupan umat Islam saat ini yang hidup di dua dunia: dunia nyata dan dunia maya (virtual). Beliau menekankan bahwa dunia maya bukan tempat bebas tanpa batas. “Media sosial dan platform digital bukanlah tempat hiburan semata. Itu juga adalah ladang dakwah. Di sanalah kita diuji apakah tetap membawa nilai-nilai Islam atau terjebak dalam arus kebebasan tanpa tanggung jawab,” terang beliau.
Pesan ini menjadi pengingat bagi para jamaah, khususnya generasi muda, bahwa setiap aktivitas di dunia maya juga akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Kajian Rabu ba’da Subuh ini ditutup dengan doa bersama agar umat Islam senantiasa diberi kekuatan untuk bersabar dalam menghadapi ujian serta istiqamah dalam berdakwah di segala ruang dan waktu.