Ketua FKPT Jatim: Libatkan Seluruh Komponen Masyarakat dan Budaya Lokal untuk Cegah Radikalisme
LENSADAKWAH.COM. Surabaya — Kegiatan “Menuju Terang: Memahami Terorisme Lewat Empati Digital” yang digelar secara daring melalui Zoom oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur pada Rabu, 17 September 2025, menghadirkan narasi penting dari Ketua FKPT Jawa Timur, Prof. Dr. Husniyatus Salamah Zainiyati, M.Ag.

Dalam paparannya, Prof. Husniyatus menekankan bahwa upaya pencegahan radikalisme tidak bisa berjalan sendiri. “Pencegahan penyebaran paham radikal di Jawa Timur harus melibatkan seluruh komponen masyarakat. Pemerintah daerah, aparat, tokoh agama, tokoh masyarakat, guru, hingga generasi muda, semua punya peran penting dalam menjaga lingkungan kita tetap kondusif dan damai,” ujarnya.
Beliau menjelaskan, FKPT Jatim selama ini konsisten menjangkau kelompok pelajar, mahasiswa, hingga para guru. Salah satunya melalui program-program kreatif seperti lomba berbasis digital yang mengajak generasi muda menjadi duta literasi damai di dunia maya. “Kami ingin generasi muda bukan hanya paham bahaya radikalisme, tetapi juga punya keterampilan menyebarkan nilai-nilai positif dan cinta tanah air di ruang digital,” tambahnya.
Prof. Husniyatus juga menyampaikan apresiasi atas dukungan besar yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap program-program FKPT Jatim. Menurutnya, dukungan pemerintah provinsi menjadi energi penting untuk memperluas jangkauan program hingga ke berbagai lapisan masyarakat.
Hal menarik yang mendapat perhatian peserta adalah penekanan Prof. Husniyatus pada pentingnya pelestarian budaya lokal sebagai benteng moral. “Melestarikan budaya lokal merupakan bagian dari cinta tanah air. Ini salah satu yang kami pakai di FKPT Jatim untuk mencegah paham radikal agar tidak mudah masuk,” ungkapnya.
Ia mencontohkan berbagai tradisi budaya yang dijadikan sarana penguatan kebangsaan dan karakter, seperti seni bela diri pencak silat PSHT, Tapak Suci, Pagar Nusa, seni tari, hingga kuliner khas daerah. Budaya-budaya tersebut, kata dia, bukan hanya menumbuhkan kebanggaan tetapi juga mempererat persaudaraan dan memperkuat jati diri bangsa.
Dengan berbagai pendekatan ini, FKPT Jawa Timur berupaya menumbuhkan generasi muda yang kuat secara mental, bangga pada jati diri bangsanya, dan kebal terhadap infiltrasi paham radikal. “Budaya adalah benteng. Jika benteng ini kuat, insyaAllah paham radikal akan sulit masuk,” tutup Prof. Husniyatus. (Arifin)