Lensadakwah.com – Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022 dan Semarak Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Solo. Mengingatkan Ketua Lembaga Dakwak Khusus Pimpinan Daerah Kota Blitar atas pesan seorang ibu teman SMA 1 Klaten th 1984 yang lalu, yang sekarang sudah menjadi Seorang Profesor di IPB.
Ibunya hanya seorang guru MI dan tokon Aisyiyah di kampungnya (Sobrah sekitar 1 km dari Pondok Pesantren Badrus zaman Sobrah, Klaten( sekarang sudah tidak ada), Beliau berwasiat kepada anak-anaknya yang sampaikan oleh pamannya. 3 wasiat yaitu putra-putrinya diharapkan :
1. Menjadi guru (seorang pendidik)
2. Tetap berdakwah islam
3. Tetap menjadi Muhammadiyah.
Pesan yang ketiga bisa diambil hikmah bahwa kita sebagai warga Muhammadiyah memang harus menanamkan anak cucunya menjadi untuk menjadi kader Muhammadiyah sebagai penerus pimpinan Muhammadiyah di masa mendatang sebab tidak ada jaminan walau orang tuanya menjadi tokoh Muhammadiyah anak juga mau berjuang di Muhammadiyah. Untuk pengkaderan sudah dilaksanakan oleh Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota dalam berdakwah memberikan kesempatan kepada anak-anaknya, generasi muda yang sudah mumpuni di bidang ilmu agama untuk bisa berkarya .
Pada tanggal 10 November 2022 seperti biasa tiap hari Kamis menjadi imam dan Tauziyah ba’da sholat dhuhur di masjid Al Istiqomah Lembaga Pembinaan Khusus Anak Tingkat 1 Blitar di percayakan kepada Ustadz Bima Purwidya Haqjaya anggota IMM.
Ustadz Bima mengangkat sebuah tema Masa Lalu Tidak Menjamin Masuk Surga/Neraka. Ustadz muda yang lebih senang di panggil mas Bima menyampaikan bahwa
Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah SWT, Allah berfirman dalam kitab-Nya:
……إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ
“Sesungguhnya agama disisi Allah ialah Islam….” (Ali Imron :19)
Dibawah ini ada sebuah cerita menarik tentang perjalanan keimanan seseorang yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kehendak Allah S.W.T:
Dikisahkan saat pengepungan benteng Romawi pada perang Romawi melawan muslim, salah seorang pasukan Islam melihat seorang gadis cantik berada didalam benteng.Hatinyapun meleleh, terpikat dan ingin melamarnya sebagai seorang kekasih, sehingga iapun mengirim surat kepada gadis tersebut, (Inti dari surat tersebut adalah) “bagaimanakah caranya agar aku agar bisa berada dipelukkanku wahai adinda?”.Maka gadis tersebut menjawab , (Inti dari surat tersebut adalah) “bilamana kakanda masuk ke agama Nashrani maka aku akan menjadi milkmu”.Dikarenakan hati salah satu pasukan tersebut sudah terlanjur “kepincut” dengan gadis tersebut, maka ia rela mengadaikan keimanannya demi gadis pujaan hatinya tersebut, dengan murtad dan menjadi seorang Nashrani. Padahal diceritakan bahwasannya ia adalah seorang Hafizhul Qur’an!.Ia pun tak bisa dibujuk untuk kembali ke agama Islam, saat ditanya kemanakah hafalan Qur’anmu selama ini?, maka iapun menjawab hafalannya hanya tersisa dua ayat saja!.Ayat tesebut adalah surat Al Hijr 3-2:
رُّبَمَا يَوَدُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَوۡ كَانُواْ مُسۡلِمِينَ (2) ذَرۡهُمۡ يَأۡكُلُواْ وَيَتَمَتَّعُواْ وَيُلۡهِهِمُ ٱلۡأَمَلُۖ فَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ (3)
“Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di Akhirat) menginginkan kiranya dahulu (di dunia ) menjadi muslim (2) Biarkanlah mereka (di dunia Ini) nakan dan bersenang-senag dan dilalikan dengan angan-angan (kosong), maka kelak mereka mengetahui perbuatan mereka (3)
Dua ayat tersebut seperti sebuah peringatan bagi dirinya, namun iapun abai akan peringatan tersebut hingga meninggal dalam kedaan diluar Islam
(Kisah ini dinukil oleh Hafizh Ibnu Katsir dalam Bidayah wan Nihayah, dalam kitab tersebut diceritakan bahwa tokoh yang murtad tersebutadalah seorang tabi’in yang bernama Abdah bin Abdurrahim.Namun pentahqiq kitab Bidayah wan Nihayah yaitu syekh Alam Abdullah At Turky (sekjen Rabithah Alam Al Islami) mengomentari kisah tersebut, bahwa tokoh dalam kisah ini bukanlah Abdah bin Abdurrahim tetapi seorang pemuda yang menenmaninya.Abdah bin Abdurrahim adalah periwayat kisah ini dan bukan pelakunya)
Berbeda dengan kisah yang pertama tadi, Umar bin Khatab memiliki kisah yang lebih beruntung dari kisah sebelumnya.Bila kita flashback ke masa Umar bin Khatab sebelum memeluk Islam, belaiau adalah seorang yang pemberani yang menentang dakwah Rasullah S.A.W bahkan beliau hampir membunuh Rasullullah S.A.W.Namun ketika beliau telah memeluk agama Islam beliau menjadi salah satu yang peling dekat dan membela Nabi Muhammad S.A.W, bahkan beliau termasuk sahabat yang dijamin masuk surga.
Dari dua kisah diatas kita dapat mengambil hikmah bahwasannya masa lalu tidak menentukan kita akan meninggal dengan khusnul khotimah, maka didalam surat Ali Imron:8
رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ
“Wahai tuhan kami, janganlah engkau palingkan hati dari Islam setelah engkau beri hidayah kepada kami.Limpahakanlah keimanan kepada kami dari sisimu.Maha pemberi rahmat kepada orang-orang mukmin”
Pada akhir ceramahnya Mengajak kepada Adikpas Bagaimanapun masa lalu kita, harus berjuang dan memegang erat keimanan kita hingga akhir hayat menjadi husnul khotimah.
Penulis : Sri Widodo – Blitar
Editor : Muhaimin
Lensa_ldkpwmjatim