LENSADAKWAH.COM. Surabaya – Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya kembali dipenuhi jamaah pada kajian rutin Rabu ba’da Shubuh, 10 September 2025. Kajian kali ini diasuh oleh Ustadz Muchamad Arifin dengan tema “Meneladani Akhlak Rasulullah di Tengah Ujian Zaman”.

Acara dimulai dengan shalat Shubuh berjamaah yang khusyuk, disusul dengan suasana hangat penuh kekeluargaan saat jamaah rapi teratur siap mendengarkan tausiyah.
Kisah Sejuk: Rasulullah dan Hadiah Kurma
Di awal kajian, Ustadz Arifin mengisahkan tentang suatu peristiwa ketika Rasulullah ﷺ mendapat hadiah kurma dari seorang sahabat. Setelah memakannya, beliau mendapati rasa kurma tersebut agak asam. Beliau pun tidak membagikan kurma itu kepada sahabat lainnya, karena khawatir sahabatnya merasa kurang nyaman dengan rasa kurma tersebut.
Dari kisah sederhana ini, Ustadz Arifin menegaskan bahwa Rasulullah ﷺ selalu memikirkan perasaan orang lain, bahkan dalam perkara kecil sekalipun. Inilah cermin dari akhlak mulia beliau — mendahulukan kenyamanan orang lain di atas kepentingan diri sendiri.
Pesan Al-Qur’an tentang Kemuliaan Akhlak
Ustadz Arifin kemudian mengingatkan jamaah tentang firman Allah dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa Rasulullah ﷺ memiliki akhlak yang sangat agung. Segala ucapan, tindakan, dan sikap beliau menjadi teladan terbaik bagi umat Islam.
Menurut Ustadz Arifin, di era modern saat ini, meneladani akhlak Rasulullah adalah kebutuhan yang mendesak. Tantangan kehidupan semakin kompleks, dan umat Islam dihadapkan pada tiga ujian besar.
Tiga Ujian Besar di Tengah Zaman yang Berubah
1. Ujian Teknologi dan Informasi
Perkembangan teknologi membawa kemudahan, tetapi sekaligus menjadi tantangan besar. Informasi yang salah, berita bohong, dan konten negatif begitu mudah tersebar.
Ustadz Arifin mengingatkan jamaah untuk bijak menggunakan media sosial. Beliau mengutip pesan Rasulullah ﷺ, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam.”
2. Ujian Pergaulan dan Moralitas
Perubahan zaman membuat batas-batas moral semakin kabur. Pergaulan bebas, budaya permisif, dan hilangnya rasa malu kerap merusak generasi muda.
Ustadz Arifin menegaskan pentingnya memilih lingkungan pergaulan yang baik, karena akhlak seseorang banyak dipengaruhi oleh teman dekatnya. Menurut beliau, menjaga pergaulan adalah bagian penting dari menjaga hati dan identitas diri.
3. Ujian Ekonomi dan Materialisme
Persaingan ekonomi yang semakin ketat membuat banyak orang terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan hedonis. Ustadz Arifin mengajak jamaah untuk bersabar, bersyukur, dan hidup sederhana. Beliau mengingatkan, “Kebahagiaan bukanlah banyaknya harta, melainkan hati yang merasa cukup.”
Meneladani Rasulullah dalam Kehidupan Sehari-hari
Di akhir kajian, Ustadz Arifin mengajak jamaah untuk meneladani Rasulullah ﷺ bukan hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam keseharian.
Menjadi pribadi yang bijak dalam bermedia sosial, memilih teman dan lingkungan yang baik, serta menjaga kesabaran di tengah tantangan hidup adalah wujud nyata mencintai Rasulullah.
Beliau menutup kajian dengan pesan menyejukkan hati:
“Jika kita ingin meraih ketenangan hidup, maka jadikanlah Rasulullah sebagai teladan. Karena dalam diri beliau ada suri teladan terbaik bagi orang-orang yang berharap rahmat Allah dan kebahagiaan akhirat.”
Suasana kajian pun ditutup dengan doa bersama, meninggalkan kesan mendalam dan semangat baru bagi jamaah untuk hidup lebih baik dengan akhlak yang lebih mulia. Admin