LENSADAKWAH.COM. Surabaya – Masjid At-Taubah, Demak Barat, Surabaya, menggelar kajian ba’da Subuh pada Ahad, 21 Desember 2025. Kajian tersebut disampaikan oleh Ustadz Muchamad Arifin, Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dengan mengangkat tema “Menjaga Iman di Saat Terlihat dan Tak Terlihat.”

Dalam kajiannya, Ustadz Muchamad Arifin mengawali pemaparan dengan membacakan firman Allah SWT dalam QS. Ali ‘Imran ayat 5, yang menegaskan bahwa tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik di bumi maupun di langit. Ayat ini menjadi pengingat bahwa ilmu Allah meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk niat dan bisikan hati.
Untuk memperkuat pemahaman jamaah, beliau mengaitkan ayat tersebut dengan QS. Qaf ayat 16, yang menyatakan bahwa Allah lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya. Menurutnya, kedekatan ini menunjukkan bahwa pengawasan Allah bersifat menyeluruh dan tidak pernah terputus dari kehidupan hamba-Nya.
Ustadz Arifin juga mengutip QS. Al-Hadid ayat 4, yang menegaskan bahwa Allah senantiasa bersama manusia di mana pun berada. Ayat ini mengingatkan jamaah bahwa berada di tempat sepi, tersembunyi, atau jauh dari pengawasan manusia tidak berarti terlepas dari pengawasan Allah SWT.
Dalam kajian tersebut, Ustadz Arifin menekankan bahwa banyak pelanggaran dan dosa terjadi karena manusia merasa aman ketika tidak ada yang melihat. Padahal, Al-Qur’an telah menegaskan adanya pencatatan amal melalui QS. Al-Infithar ayat 10–12, bahwa setiap perbuatan manusia diawasi dan dicatat oleh malaikat yang mulia, tanpa terkecuali.
Untuk memudahkan pemahaman jamaah, Ustadz Arifin menyampaikan analogi bahwa manusia dengan keterbatasan ilmu mampu menciptakan alat seperti mikroskop untuk melihat sesuatu yang tidak kasat mata. Jika manusia mampu melakukan pengawasan dengan alat bantu, maka Allah SWT sebagai Dzat Yang Maha Mengetahui tentu lebih mampu mengawasi seluruh ciptaan-Nya tanpa alat dan tanpa batas.
Beliau kemudian mengaitkan materi kajian dengan konsep ihsan, sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika tidak mampu melihat-Nya, maka meyakini sepenuh hati bahwa Allah senantiasa melihat hamba-Nya. Kesadaran ihsan ini, menurutnya, akan melahirkan kejujuran, rasa malu kepada Allah, serta kekuatan untuk tetap istiqamah dalam ketaatan, baik di hadapan manusia maupun dalam kesendirian.
Kajian berlangsung dengan penuh kekhusyukan dan diikuti jamaah dengan antusias. Di akhir penyampaian, jamaah diajak untuk melakukan muhasabah diri serta memperbaiki kualitas iman dan amal. Kegiatan ditutup dengan doa agar Allah SWT menjadikan jamaah Masjid At-Taubah sebagai hamba-hamba yang senantiasa menjaga iman, amal, dan akhlak dalam setiap keadaan, baik di saat terlihat maupun tak terlihat.