LENSADAKWAH.COM. Surabaya — Suasana Masjid At-Taqwa Pogot kembali dipenuhi keteduhan pada Rabu subuh, 10 Desember 2025. Setelah jamaah melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, kajian Inspirasi Subuh menghadirkan tausiyah menyentuh dari Ustadz Muchamad Arifin, dengan tema “Merendahkan Hati, Meninggikan Derajat.”

Dalam kajiannya, Ustadz Arifin membuka dengan mengingatkan bahwa perjalanan hidup seorang muslim tidak pernah jauh dari latihan batin untuk terus merendah di hadapan Allah. Beliau menegaskan, tawadhu’ bukan sekadar sikap sopan, tetapi wujud kesadaran mendalam bahwa segala kemuliaan datang dari Allah, bukan dari usaha dan prestasi kita semata.
Tawadhu’: Akhlak yang Mengangkat Derajat
Beliau mengutip sabda Rasulullah ﷺ: “Tidaklah seseorang merendahkan hati karena Allah, kecuali Allah akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim)
Hadits ini menjadi pijakan utama bahwa kemuliaan sejati bukan datang dari gelar, harta, atau kedudukan, melainkan dari hati yang tunduk kepada Allah dan lembut kepada sesama manusia.
Kisah Sahabat yang Menjadi Cermin Kerendahan Hati
Ustadz Arifin kemudian menceritakan kisah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu yang suatu ketika melihat seorang lelaki menundukkan diri secara berlebihan di hadapannya. Umar justru menegurnya dengan lembut, “Angkatlah kepalamu. Kerendahan hati itu di hati, bukan pada merendahkan diri secara dibuat-buat.”
Kisah ini mengingatkan jamaah bahwa tawadhu’ bukan sikap mengecilkan diri, tetapi menjaga hati dari merasa lebih tinggi dari manusia lain.
Bahaya Kesombongan yang Tak Terlihat
Dalam kajian tersebut, jamaah juga diajak menyadari bentuk kesombongan tersembunyi yang sering tidak disadari, seperti merasa lebih benar, lebih berilmu, atau lebih berjasa. Ustadz Arifin menegaskan: “Sombong yang paling berbahaya adalah ketika kita merasa tidak sombong.”
Beliau mengutip hadits Nabi ﷺ: “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim)
Tawadhu’ dalam Tradisi Jawa
Kajian semakin memikat ketika beliau mengaitkan nilai tawadhu’ dengan falsafah Jawa “ojo dumeh”—jangan bersikap merasa lebih: lebih pintar, lebih berkuasa, atau lebih mulia dari yang lain. Nilai ini selaras dengan ajaran Islam yang mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang bukan karena apa yang ia miliki, melainkan bagaimana ia bersikap ketika memiliki.
Pesan Penutup: Jadilah Hamba yang Lembut Hatinya
Menutup kajian, Ustadz Arifin mengajak jamaah membawa pulang satu pesan penting: Tawadhu’ adalah pintu semua kebaikan.
Siapa yang mampu menjaga hatinya tetap rendah, Allah akan menjaga derajatnya tetap tinggi. Siapa yang menjaga lisannya tetap lembut, Allah akan menjaga hidupnya tetap lapang.
Kajian Inspirasi Subuh ini kembali menjadi energi spiritual bagi para jamaah Masjid At-Taqwa. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang tawadhu’, penuh kelembutan, dan selalu dilindungi dari kesombongan yang merusak hati.