LENSADAKWAH.COM. Surabaya, 13 Agustus 2025 – Suasana Masjid At-Taqwa Pogot, Surabaya, Rabu ba’da Subuh, terasa hangat dan penuh semangat. Jamaah dari berbagai kalangan memadati ruang utama masjid untuk mengikuti kajian rutin yang diasuh oleh Ustadz Muchamad Arifin. Kali ini, tema yang diangkat adalah “Mewaspadai Bisikan di Sekitar Kita”, sebuah topik yang sarat pelajaran hidup dan penuh inspirasi.

Dalam penyampaiannya, Ustadz Arifin mengisahkan perjalanan Nabi Adam ‘alaihissalam yang tergoda oleh bisikan iblis hingga melanggar perintah Allah. Kisah ini diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an yang menceritakan bagaimana Iblis berhasil memengaruhi Nabi Adam melalui bisikan halus yang menjerumuskan. Akibat pelanggaran tersebut, Nabi Adam dan istrinya, Hawa, diturunkan ke bumi.
Dengan gaya tutur yang khas, Ustadz Arifin menjelaskan secara rinci bahaya bisikan, baik yang datang dari setan maupun dari manusia, yang dapat menggiring hati pada kesalahan. Ia menegaskan bahwa bisikan seringkali terdengar kecil, namun dampaknya dapat sangat besar jika tidak diwaspadai.
Ustadz Arifin kemudian membacakan ayat yang menggambarkan momen turunnya Nabi Adam dari surga:
فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ
(QS. Al-Baqarah: 36)
“Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga dan mengeluarkan keduanya dari keadaan yang mereka nikmati, dan Kami berfirman: ‘Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.’”
Tak lupa, beliau juga menyampaikan doa taubat yang diucapkan Nabi Adam ‘alaihissalam:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
(QS. Al-A‘raf: 23)
“Keduanya berkata, ‘Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.’”
Hikmah yang Dapat Diambil
Dari kisah ini, Ustadz Arifin mengajak jamaah untuk merenungkan beberapa pelajaran berharga:
- Bisikan adalah awal dari banyak kesalahan. Godaan setan sering kali datang tidak dalam bentuk ajakan langsung, tetapi berupa bisikan halus yang memengaruhi hati dan pikiran. Jika tidak disaring dengan iman, bisikan itu akan menjerumuskan.
- Setiap manusia memiliki potensi tergelincir. Nabi Adam yang merupakan manusia pertama dan langsung dibimbing oleh Allah pun bisa melakukan kesalahan. Ini mengajarkan bahwa manusia biasa tentu lebih rentan, sehingga harus selalu waspada.
- Taubat adalah jalan kembali. Kesalahan bukan akhir dari segalanya. Nabi Adam segera menyadari kekeliruannya dan memohon ampun kepada Allah dengan tulus. Inilah contoh bahwa sebesar apa pun dosa, pintu taubat selalu terbuka selama kita kembali dengan hati yang ikhlas.
- Hidup di dunia adalah ujian. Turunnya Adam ke bumi menjadi awal perjalanan manusia yang penuh ujian. Bisikan, godaan, dan tipu daya akan selalu ada, namun Allah juga membekali manusia dengan akal, hati, dan petunjuk agar mampu menghadapinya.
Ilustrasi Kehidupan Modern
Ustadz Arifin menambahkan bahwa “bisikan” di zaman sekarang tidak selalu berbentuk suara atau ajakan langsung. Ia bisa hadir dalam bentuk yang lebih halus:
- Pengaruh media sosial yang perlahan-lahan menormalisasi gaya hidup yang bertentangan dengan ajaran agama.
- Ajakan teman untuk melakukan hal yang tampak sepele namun berdampak besar, seperti menunda ibadah atau meninggalkan kewajiban.
- Godaan materi yang membuat seseorang rela menghalalkan segala cara demi keuntungan pribadi.
- Pikiran negatif yang terus berulang di hati hingga melemahkan semangat ibadah dan kebaikan.
“Bisikan itu ibarat tetesan air ke batu. Satu atau dua tetes tidak terasa, tapi lama-lama bisa membuat batu berlubang. Begitu pula hati manusia, jika terus-menerus menerima bisikan buruk tanpa disaring, lama-lama ia akan lemah dan rapuh,” ujar beliau.
Menjelang akhir kajian, Ustadz Arifin menegaskan, “Jangan remehkan bisikan. Seringkali ia terasa sepele, tapi jika dibiarkan, ia menjadi langkah awal menuju kerusakan. Lindungi diri dengan dzikir, doa, dan terus belajar agama.”
Kajian pun ditutup dengan doa yang menyentuh hati, memohon kepada Allah agar dijauhkan dari segala bisikan yang menyesatkan, dan diberi kekuatan untuk selalu istiqamah di jalan-Nya. Jamaah pulang dengan hati yang lapang dan pikiran yang tercerahkan.