Oleh: Anshar, Arifin – Mahasiswa S3 Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang
LENSADAKWAH.COM – Muhammadiyah sebagai organisasi sosial Islam dibentuk oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912. Muhammadiyah telah bertransformasi sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia dan menjadi organisasi yang peduli dalam bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, dan sosial menuju kepada terciptanya Islam yang berkemajuan. Muhammadiyah mampu mempertahankan eksistensinya hingga saat ini yang telah hampir berusia dua setengah abad. Dilihat dari aktivitas yang dilakukan oleh Muhammadiyah baik di Indonesia maupun dalam kancah Internasional, tidak ada indikasi bahwa Muhammadiyah akan berakhir. Tetapi semakin memperkokoh jati diri Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang progresif, moderat dan toleran.
Setelah berkontribusi nyata pada masyarakat Indonesia, Muhammadiyah kemudian melebarkan sayap kemajuan pada kancah internasional. Dapat dilihat dari keikutsertaan Muhammadiyah dalam percaturan Internasional dalam bidang agama, politik hingga kemanusiaan. Langkah konkrit yang telah dilakukan seperti ikut serta menyukseskan MDGs (Millinium Development Goals), menjaga perdamaian, kegiatan kemanusiaan, dan politik. Muhammadiyah telah berusaha untuk memperkuat misi internasionalnya dan berkontribusi pada komunitas global, misalnya peran dalam kasus konflik di Rohingya dan konflik di Palestina.
Internasionalisasi gerakan Muhammadiyah ini terus dilaksanakan sebaik mungkin, agar kedepan kontribusinya benar-benar nyata pada taraf level internasional. Gerakan Muhammadiyah internasional merupakan sebuah agenda besar yang bertujuan untuk memperkenalkan Muhammadiyah dan menjadikan Muhammadiyah sebagai bagian dari umat Islam yang berada di Luar Negeri melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) yang merupakan perwakilan untuk melayani dan mengakomodasi kebutuhan warga Muhammadiyah yang tinggal di luar negeri.
Seiring berjalannya waktu, jumlah dan lokasi PCIM Muhammadiyah terus bertambah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan komunitas Muhammadiyah di luar negeri. Setiap PCIM memiliki kegiatan yang mencakup pengajian, dakwah, kegiatan sosial, serta penguatan jaringan antar anggota di negara tersebut. Adapun 10 PCIM yang tergolong besar meliputi : Malaysia, Mesir, Australia, Amerika Serikat, Belanda, Jepang, Arab Saudi, Jerman, Turki dan Korea Selatan.
PCIM ini sebagai wadah berkumpulnya organisasi Muhammadiyah diluar negeri untuk mengakomodir para pekerja, pelajar dan diaspora. Pada penelitian akan membahas tentang posisi Muhammadiyah diantara gerakan sosial keagamaan internasional dan peran aktif Muhammadiyah dalam merespon isu-isu global. Meskipun dalam penelitian sebelumnya telah banyak diuaraikan tentang Muhammadiyah dalam percaturan internasional, maka sifat dari pembahasan dari penelitian adalah untuk mengemukakan seluruh aspek kegiatan Muhammadiyah sebagai langkah konkrit yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah dalam percaturan internasional. METODE Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian
Jurnal AIK Anshar-Arifin UMM
Silakan baca selengkapnya dengan klik unduh di bawah ini. Semoga bermanfaat.
Unduh
Diposting oleh: Muchamad Arifin