Kajian PDM Lamongan Angkat Spirit Kemerdekaan: Muhammadiyah Teguhkan Dakwah Komunitas dan Perjuangan Bangsa
LENSADAKWAH.COM – Lamongan – Ahad pagi, 3 Agustus 2025, Masjid Asy-Syifa’ RS Muhammadiyah Lamongan dipenuhi semangat dan antusiasme warga persyarikatan dalam kegiatan Kajian Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan. Dengan tema “Muhammadiyah dan Spirit Kemerdekaan: Membangun Indonesia yang Berkemajuan”, kajian ini menghadirkan Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muchamad Arifin, sebagai narasumber utama.

Dalam sambutannya, Ketua PDM Lamongan, Drs. H. Shodikin, M.Pd., menyampaikan pentingnya memperluas jangkauan dakwah Muhammadiyah di tengah masyarakat modern. Ia berharap LDK PDM Lamongan dapat lebih aktif menyasar komunitas-komunitas yang belum banyak tersentuh dakwah, seperti lingkungan perusahaan, komplek perumahan, anak jalanan, komunitas punk, serta kelompok marginal lainnya.
Muchamad Arifin dalam paparannya menegaskan bahwa kontribusi Muhammadiyah terhadap bangsa Indonesia bukan hanya berlangsung pasca-kemerdekaan, tetapi telah dimulai jauh sebelum proklamasi 1945. Di tengah penjajahan yang menindas, Muhammadiyah tampil sebagai pelopor pendidikan dan pemberdayaan masyarakat dengan mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan. Upaya ini menjadi bagian dari perjuangan mencerdaskan bangsa dan memerdekakan rakyat dari belenggu kebodohan dan ketertinggalan.
“Muhammadiyah tidak hanya berdakwah dari mimbar, tapi juga lewat amal nyata. Di masa penjajahan, Muhammadiyah hadir dengan gagasan besar untuk membangun masyarakat yang tercerahkan. Setelah kemerdekaan pun, Muhammadiyah terus menyumbangkan tenaga, pikiran, dan amal usaha bagi pembangunan bangsa,” ungkapnya.

Arifin juga menyoroti kiprah Muhammadiyah dalam dakwah komunitas di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Hingga hari ini, Muhammadiyah terus mengirim para da’i komunitas ke berbagai pelosok negeri sebagai bentuk jihad kemanusiaan untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan beragama.
Lebih dari itu, Arifin menyampaikan bahwa hingga kini terdapat sekitar 30 tokoh Muhammadiyah yang telah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh negara. Di antaranya adalah KH Ahmad Dahlan, KH Mas Mansyur, Ki Bagus Hadikusumo, KH Fakhruddin, Mohamad Roem, Buya Hamka, dan Panglima Besar Jenderal Soedirman. Mereka bukan hanya simbol perjuangan, tetapi juga bukti nyata bahwa Muhammadiyah telah memberikan kontribusi strategis dalam lahir dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kajian ini dibuka dengan penuh hikmat oleh Ustaz Nur Salam selaku pembawa acara (MC), yang mengatur jalannya forum dengan tertib dan hangat. Suasana kajian berlangsung khidmat dan kusyuk, mencerminkan semangat keilmuan dan kebersamaan warga persyarikatan. Hingga akhir acara, para peserta tetap antusias mengikuti rangkaian kegiatan dengan penuh kesadaran dan semangat kebangsaan.