Lensadakwah.com – Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur melalui Bidang Penaiz, Pemberdayaan Zakat dan Wakaf selenggarakan ” Penguatan Moderasi Beragama Bagi Penyuluh Di lingkungan Kanwil Kemenag Jawa Timur. Senin-Selasa, 5-6 Juni 2023.
Penyuluh Kementrian Agama merupakan barisan terdepan dalam menyuarakan moderasi beragama. Hal ini yang disampaikan oleh Ketua Bidang Agama Sosial Ekonomi dan Budaya Badan Nasional Penanggulangan Teroriame perwakilan Jawa Timur (FKPT Jatim) Muchamad Arifin.
Di depan para penyuluh agama kanwil kemenag, Kabid Agama Sosbud FKPT Jatim menjelaskan beberapa pentingnya bagi penyuluh menyuarakan moderasi beragama agar tidak terjadi gesekan-gesekan ditengah kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan keanekaragaman agama, budaya, adat istiadat, suku seperti di negara Indonesia.
Indonesia ini negara yang subur dan makmur, Penuh dengan keanekaragaman di dalamnya. Harus kita jaga dengan baik agar tetap jaya, rukun dan hidup damai berdampingan ditengan perbedaan.
Lanjut Kabid FKPT Jatim yang pernah meraih penghargaan di Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam lomba Pelopor Moderasi Berama ini menjelaskan pentingnya memahami penyebab utama atau embrio dari perpecahan adalah sikap intoleransi.
Sebagai penyuluh kita harus bisa memutus ketika ada indikasi sikap intoleran di tengah kehidupan masyarakat supaya tidak berlanjut menjadi radikal bahkan ke teroris. Tegasnya di depan peserta.
Dalam pantauan media nampak narasumber memutarkan beberapa vidio pendek terkait dengan kehidupan intoleran dan akibatnya ditengah masyarakat.
Sesekali Kabid Agama Sosbud FKPT Jatim mengajak menyanyi bareng para peserta pelatihan sehingga suasana tetap cair dan tetap semangat meskipun di malam hari sesudah makan.
Intoleran itu sebenarnya adalah penyakit hati yang dilarang dalam agama. Jadi kenapa agama melarang hambanya memiliki penyakit hati seperti; iri, dengki, hasad dan sombong karena bahayanya sangat besar. Bahkan penyakit hati merupakan embrio dari segala masalah kehidupan.
Beberapa materi yang disajikan dengan menggunakan multimedia menjadikan acara berlangsung lancar hingga berakhir pukul 22.00.
Narasumber yang juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai fasilitator P4GN tingkat Nasional di BNN RI ini menutup pemaparannya dengan membacakan sebuah pantun ” Sungguh susah ditinnggal kekasih, mohon maaf dan terimakasih“.
Sumber : Budang Agama Sosial Ekonomi dan Budaya BNPT-FKPT Jatim