Kajian Rabu Pagi di Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya; Peran Muhammadiyah Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan Republik Indonesia
LENSADAKWAH.COM – Surabaya, 20 Agustus 2025 – Suasana Masjid At-Taqwa Pogot, Surabaya, Rabu ba’da Subuh, tampak begitu khidmat. Jamaah memadati ruang utama masjid untuk mengikuti kajian rutin yang diasuh oleh Ustadz Muchamad Arifin. Pada kesempatan kali ini, tema yang diangkat adalah “Peran Muhammadiyah Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan Republik Indonesia”. Kajian ini diselenggarakan sekaligus dalam rangka memaknai peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80

Dalam ceramahnya, Ustadz Arifin membuka kajian dengan menayangkan sebuah film pendek mengenai perjuangan pendiri Muhammadiyah di tengah-tengah situasi penjajahan yang masih berlangsung kala itu. Melalui tayangan tersebut, jamaah diajak merenungkan betapa besarnya peran Muhammadiyah dalam membangkitkan kesadaran bangsa untuk meraih kemerdekaan.
“Sejarah mencatat, Muhammadiyah menjadi bagian penting dalam lahirnya kesadaran kebangsaan dan perjuangan kemerdekaan,” ungkap Ustadz Arifin. Beliau menegaskan bahwa bukti nyata peran Muhammadiyah terlihat dari deretan tokoh nasional yang menjadi pahlawan bangsa, di antaranya Ir. Soekarno, Jenderal Sudirman, dan banyak lagi tokoh Muhammadiyah lainnya yang turut memberikan kontribusi besar bagi kemerdekaan Indonesia.
Selain berjuang melawan penjajah, Muhammadiyah juga mengambil peran strategis dalam mengangkat derajat bangsa melalui pendidikan dan kesejahteraan sosial. Di masa penjajahan, Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah, pesantren, serta panti asuhan guna memberantas kebodohan dan kemiskinan yang menjerat rakyat Indonesia.
Ustadz Arifin kemudian mengutip firman Allah tentang pentingnya menegakkan keadilan dan menolong sesama:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kalian penegak keadilan karena Allah, menjadi saksi dengan adil.” QS. An-Nisa’: 135
Pasca kemerdekaan, perjuangan Muhammadiyah tidak berhenti. Organisasi ini terus mengisi kemerdekaan melalui pembangunan di berbagai bidang. Berbagai amal usaha Muhammadiyah berdiri untuk memberikan manfaat kepada masyarakat luas, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, rumah sakit, panti asuhan, panti jompo, hingga lembaga sosial dan kemanusiaan lainnya.
Dalam kajian tersebut, Ustadz Arifin juga menyoroti kiprah Muhammadiyah yang menjangkau daerah-daerah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T). Melalui jaringan dakwah dan amal usahanya, Muhammadiyah hadir membawa pencerahan dan kesejahteraan bagi masyarakat yang sebelumnya kurang tersentuh pembangunan.
“Dalam hal toleransi, Muhammadiyah tidak hanya berbicara, tetapi langsung bertindak nyata. Kehadiran Muhammadiyah di daerah mayoritas Muslim maupun non-Muslim menjadi bukti bahwa dakwah Muhammadiyah bersifat rahmatan lil-‘alamin,” tegasnya.
Lebih jauh, Ustadz Arifin menjelaskan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi Islam berkemajuan tidak hanya bergerak pada level nasional, tetapi juga telah menembus kancah global. Beberapa sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah kini berdiri di luar negeri, seperti di Australia, Malaysia, dan beberapa negara lainnya. Bahkan, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) telah hadir di puluhan negara, menjadi bukti bahwa dakwah dan amal usaha Muhammadiyah mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Beliau juga mengingatkan hadits Rasulullah ﷺ tentang keutamaan orang yang bermanfaat bagi umat:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Mengakhiri kajian, Ustadz Arifin mengajak jamaah untuk meneladani semangat perjuangan para tokoh Muhammadiyah, baik di masa pra-kemerdekaan maupun pasca-kemerdekaan. “Mengisi kemerdekaan bukan sekadar mengenang sejarah, tetapi bagaimana kita melanjutkan perjuangan dengan karya nyata,” pesannya.
Kajian kemudian ditutup dengan doa bersama dan dilanjutkan ramah tamah antara jamaah, pengurus masjid, dan para peserta kajian. Suasana keakraban dan semangat kebangsaan tampak menyatu, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh jamaah yang hadir.