Perempuan, Anak, dan Pemuda Rawan Terpapar Intoleransi: FKPT Jatim Ajak Masyarakat Probolinggo Perkuat Ketahanan Keluarga
LENSADAKWAH.COM – Probolinggo, 7 November 2025 — Upaya pencegahan intoleransi, radikalisme, dan terorisme membutuhkan sinergi seluruh elemen bangsa. Hal inilah yang menjadi pesan utama dalam kegiatan Sosialisasi Pelibatan Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme yang digelar oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur, bertempat di Aula Puri Manggala Bhakti Pemkot Probolinggo, Jumat (7/11).

Kegiatan yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, serta perwakilan ormas di Kota Probolinggo ini menghadirkan narasumber Prof. Dr. Mutimmatul Faidah, S.Ag., M.Ag., Bendahara FKPT Jawa Timur. Dalam paparannya, Prof. Mutimmatul menekankan pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam membentengi diri dari paparan ideologi menyimpang.
“Pencegahan tidak cukup dilakukan oleh aparat atau lembaga negara saja. Harus dimulai dari keluarga, dari cara kita mendidik anak, mendampingi pemuda, dan membangun lingkungan yang toleran,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kelompok rentan terpapar intoleransi dan radikalisme meliputi perempuan, anak, dan pemuda. Ketiganya memiliki posisi strategis sekaligus berisiko tinggi jika tidak memiliki ketahanan ideologis dan literasi digital yang memadai.
Menurut Prof. Mutimmatul, perempuan sering menjadi sasaran karena pelaku radikalisasi menggunakan pendekatan emosional dan keagamaan. Perempuan biasanya lebih mudah tersentuh oleh narasi kasih sayang, perjuangan, dan pengorbanan yang dikemas secara religius. Selain itu, keterbatasan akses terhadap informasi yang benar serta perasaan ingin berperan aktif sering dimanfaatkan untuk menarik simpati.
Sementara itu, anak-anak dan pemuda menjadi kelompok yang mudah terpengaruh oleh propaganda digital. Dunia maya yang tanpa batas sering kali dipenuhi konten yang menyesatkan, menanamkan kebencian terhadap perbedaan, serta mengaburkan makna jihad dan perjuangan.
“Jika perempuan, anak, dan pemuda kuat secara karakter dan cerdas dalam bermedia, maka Indonesia akan kuat. Tapi jika mereka terpapar ideologi kekerasan, maka masa depan bangsa ikut terancam,” tegasnya.
Kegiatan berlangsung dengan penuh antusias. Para peserta menyimak materi dengan seksama dan aktif berdiskusi hingga akhir acara. Meskipun digelar di siang hari, suasana ruangan tetap hidup karena materi yang disampaikan sangat relevan dengan realitas sosial masyarakat saat ini.