Lensadakwah.com – Dalam upaya pembinaan dan pemantapan bagi Mahasantri Pondok Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta selenggarakan Daurah bagi Mahasantri yang hendak diterjunkan di masyarakat.
Daurah diselenggarakan selama dua hari mulai dari hari Rabu-Kamis/26-27 Agustus 2023 tersebut diselenggarakan di Ruang Sidang Kegiatan Pondok Hajjah Nurriyah Shabran UMS Surakarta.
Perlu diketahui bahwa Pondok Hajjah Nuriyah Shabran didirikan sebagai lembaga pendidikan kader Muhammadiyah.
Mahasantri yang belajar di Pondok Shabran Surakarta merupakan kader yang diseleksi oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dari seluruh Indonesia.
Pondok Shabran ini dikelola oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pondok ini didirikan atas wakaf ibu Hajjah Nuriyah Shabran melalui Rektor UMS, Bapak Djazman Al-Kindi.
Muchamad Arifin ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinam Pusat Muhammadiyah memberikan pembekalan kepada para peserta daurah terkait dakwah berbasis komunitas.
Ketua LDK PP Muhammadiyah menyampaikam sasaran dakwah di Muhammadiyah terbagi menjadi tiga sasaran. Tiga sasara tersebut adalah:
1. Sasaran khusus yang ditujukan kepada keluarga Muhammadiyah
2. Sasaran yang ditujukan kepada masyarakat secara umum
3. Sasaran yang ditujukan pada komunitas. Dan inilah yang menjadi garapan dari LDK Muhammadiyah.
Lanjut panggilan ustad Arifin menjelaskan pembagian komunitas yang menjadi sasaran dakwahnya meliputi: Dakwah komunitas dunia nyata dan komunitas dunia maya.
Dakwah di komunitas dunia nyata juga dibagi menjadi tiga, yaitu komunitas kelas bawah, komunitas kelas menengah dan komunitas atas.
Sedangkan dakwah di komunitas dunia maya atau virtual adalah termasuk dakwah digital.
Dalam penjelasannya seputar dakwah komunitas tersebut ketua LDK PP Muhammadiyah lebih banyak menunjukkan pengalaman pengalamannya ketika masih menjadi ketua LDK PWM Jawa Timur disaat melaksanakan dakwah di berbagai dikomunitas.
Kepada 48 peserta Daurah Mahasantri Pondok Shabran tersebut ustad yang pernah meraih rekor MURI Indonesia pada kegiatan Peluncuran 1000 Dai Agen Perdamaian menjelaskan, bahwa tugas sebagai dai LDK lebih berat dibanding Muballigh Majelis Tabligh.
Sambil gurau dijelaskan, bahwa kalau dai komunitas disaat terjun kekomunitas wajib membawa bingkisan untuk komunitasnya. Sedangkan Muballigh kalau kegiatan pulang bawa bingkisan. Bedakan ? Jelasnya sambil ketawa.
Beberapa vidio lucu yang dimunculkan dalam paparan materi tersebut menjadikan waktu berjalan tidak terasa hingga kelewat 30 menit dari jadwal yang ditentukan.
Sumber : Divisi Dakwah Digital LDK PP Muhammadiyah.