Cinta yang Diberkahi Allah: Restining Arofah & Surya Wardana Mengikat Janji Suci di Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya
LENSADAKWAH.COM – Surabaya, 22 Oktober 2025 — Udara pagi itu terasa berbeda di halaman Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya. Langit cerah, angin berhembus lembut, seolah ikut menjadi saksi atas bersatunya dua hati yang telah Allah pertemukan dalam takdir yang penuh berkah.

Di tengah suasana khidmat, dengan lantunan doa yang menenangkan jiwa, Restining Arofah dan Surya Wardana melangkah ke pelaminan kehidupan yang baru. Ucapan ijab qabul yang lancar dari bibir mempelai pria menggema di antara isak haru keluarga dan senyum bahagia para tamu. Hari itu bukan sekadar akad, melainkan peneguhan janji suci di hadapan Allah — janji untuk saling menjaga, saling mencintai, dan saling menuntun menuju ridha-Nya.
Usai akad nikah, Ustadz Muchamad Arifin menyampaikan khutbah nikah bertema “Cinta yang Diberkahi Allah.” Dengan suara lembut dan penuh keteduhan, beliau membuka dengan kalimat pujian:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ،
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Beliau mengingatkan bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan cinta dua insan, melainkan “ميثاقًا غليظًا” — perjanjian yang agung dan kokoh di hadapan Allah.
“Pernikahan bukan hanya janji di hadapan penghulu dan saksi,” ujar beliau, “tetapi janji suci di hadapan Sang Pencipta cinta itu sendiri.”
Ustadz Arifin menuturkan firman Allah dalam QS. Ar-Rūm ayat 21,
bahwa di antara tanda kebesaran Allah ialah diciptakannya pasangan hidup agar manusia menemukan ketenangan, kasih, dan sayang.
Beliau menjelaskan dengan penuh makna, bahwa cinta sejati dalam Islam adalah ibadah — tumbuh karena doa, terjaga oleh kesabaran, dan menguat karena niat bersama menuju ridha Allah.
Kepada sang suami, beliau berpesan lembut,
“Wahai Surya, istrimu adalah amanah dari Allah. Jadilah pemimpin yang penuh kasih, pembimbing yang sabar, dan pelindung yang setia.”
Beliau menukil sabda Nabi ﷺ:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.”
Kepada sang istri, beliau menyampaikan,
“Wahai Restining, engkau adalah pakaian bagi suamimu, sebagaimana ia adalah pakaian bagimu. Jagalah ia dengan cinta, doamu, dan ketulusanmu.”
Beliau pun mengutip firman Allah:
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ
“Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah: 187)
Di tengah keheningan hadirin, Ustadz Arifin juga mengingatkan pesan agung dari QS. Al-Ḥujurāt ayat 13, bahwa kemuliaan dalam rumah tangga bukan pada harta atau keturunan, tetapi pada ketakwaan:
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.”
“Jadikanlah rumah tangga ini taman ketakwaan,” tutur beliau,
“tempat bersemainya cinta karena Allah, bukan karena rupa, harta, atau dunia. Cinta yang berlandaskan iman tidak lekang oleh waktu, bahkan terus tumbuh hingga ke surga.”
Khutbah ditutup dengan doa penuh harapan:
“اللّٰهُمَّ بَارِكْ لَهُمَا، وَبَارِكْ عَلَيْهِمَا، وَاجْمَعْ بَيْنَهُمَا فِي خَيْرٍ”
Ya Allah, berkahilah keduanya, limpahkanlah keberkahan atas keduanya, dan satukanlah keduanya dalam kebaikan.
Tetes air mata haru pun mengiringi doa itu. Seakan semua yang hadir turut berdoa agar rumah tangga Restining Arofah dan Surya Wardana menjadi perjalanan cinta yang diberkahi, penuh kehangatan, kesetiaan, dan ridha Ilahi.
Hari itu, Masjid At-Taqwa bukan hanya menjadi saksi sebuah pernikahan — tetapi saksi lahirnya sebuah kisah cinta yang berawal dari iman, bernaung dalam kasih, dan berujung di surga. Arifin
