LENSADAKWAH.COM – Pukul enam pagi, Halaman Utama Kampus SD Muhammadiyah 10 Surabaya sudah jauh dari kata sepi. Bukan karena bel masuk, melainkan karena aroma sate, santan, gula merah, dan daun pandan yang saling bersahutan di udara. Sabtu, 20 Desember 2025, Mumtas menggelar Market & Entrepreneur Day, sebuah hajatan seru dalam rangka pengembangan life skill siswa dengan tema “Cita Rasa Masakan Khas Nusantara.”

Sejak matahari belum tinggi, para siswa—dibantu guru dan orang tua—sibuk menyiapkan stand. Meja ditata rapi, spanduk digantung penuh warna, dan wajah-wajah kecil tampak serius tapi bahagia. Ada yang mengaduk minuman, menyusun kue, sampai latihan promosi ala pedagang ulung. Total ada 18 menu makanan dan 18 minuman khas Nusantara yang siap menggoyang lidah siapa saja yang lewat.
Deretan menu membuat pengunjung bingung memilih. Dari sate lilit Bali, bubur dan nasi bebek Madura, lontong kenes, hingga jajanan manis seperti klepon, wingko babat, lumpur surga, dan putri mandi. Untuk pelepas dahaga, jangan ditanya. Ada es mambo, es cendol kecebong, es sarang burung khas NTB, sinom, es lumut, dawet, dan masih banyak lagi. Pokoknya, tenggorokan auto bahagia.
Yang paling seru, anak-anak tak hanya menunggu. Mereka gerilya! Dengan suara lantang dan senyum lebar, para siswa berkeliling menawarkan dagangannya. “Ayo buu… ayo pak… murah, enak, berkah!” teriak mereka tanpa rasa malu. Pantang menyerah sampai dapat pembeli—itulah pelajaran hari ini.
Bahkan Kepala SD Mumtas, M. Khoirul Anam, tak luput dari sasaran. “Ayo pak beli pak!” seru siswa-siswi. Pria asli Lamongan itu pun akhirnya seperti biasa ia berkeliling dari stand ke stand didampingi Kaur ISMUBA, M. Ali, dan pulang dengan satu dos penuh makanan dan minuman. di rasakan bersama. Senyum puas, perut senang.
Menurut Zainun Ni’mah, S.Ag., Kaur Kesiswaan, kegiatan Market & Entrepreneur Day bertujuan menumbuhkan jiwa wirausaha pada siswa. “Anak-anak belajar berani, mandiri, dan merasakan langsung proses mengais rezeki dengan cara yang jujur dan menyenangkan,” ujarnya.
Acara ini semakin meriah karena berbarengan dengan kegiatan parenting dan penerimaan rapor Semester 1, yang dihadiri lebih dari 400 wali murid. Parenting pendidikan sendiri digelar di Masjid Jendral A. Yani Sidoyoso, menghadirkan konsultan pendidikan dan motivator anak Bagoes Sanyoto, M.Psi.
Hari itu, Mumtas bukan hanya sekolah. Ia berubah menjadi pasar Nusantara kecil, tempat anak-anak belajar kehidupan—dari dapur, lapak, hingga makna usaha. Renyah, hangat, dan penuh rasa.
Afuw Elkhoir