LENSADAKWAH.COM – Surabaya, Suasana Ahad pagi, 17 Agustus 2025, di Jalan Sidoyoso IX Surabaya terasa begitu khidmat. SD Muhammadiyah 10 Surabaya (Mumtas) menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80.

Halaman sekolah dipenuhi semangat merah putih, diikuti oleh guru, karyawan, perwakilan pengurus Ikatan Wali Murid, serta siswa kelas IV, V, dan VI.
Bertindak sebagai pembina upacara, Kepala SD Mumtas, M. Khoirul Anam, M.Pd.I, menyampaikan amanat penuh makna. Ia mengingatkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia adalah hasil perjuangan panjang, bukan hadiah.
“Hari ini kita berdiri tegak dengan rasa syukur. Delapan puluh tahun lalu, para pejuang bangsa mengorbankan jiwa, raga, bahkan nyawa demi satu kata yang sangat mahal: MERDEKA!,” tegasnya.
Anggota MUI Kecamatan Simokerto ini menuturkan, Indonesia pernah dijajah sejak tahun 1511 oleh Portugis, kemudian Spanyol, Belanda, hingga 350 tahun lamanya, dan terakhir Jepang sampai 1945. Namun, tekad para pejuang tak pernah surut, merdeka cita-cita tertinggi meski nyawa taruhannya. Ia juga mengutip pesan Bung Karno yang terkenal: “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah. Tapi perjuanganmu akan lebih sulit, karena melawan bangsamu sendiri.”
Pesan itu, menurutnya, menjadi pengingat bahwa tantangan bangsa saat ini bukan lagi perang senjata, melainkan melawan kemalasan, kebodohan, korupsi, narkoba, hingga bentuk penjajahan gaya baru.
Anggota LDK PP Muhammadiyah ini melanjutkan pentingnya rasa syukur atas kemerdekaan dengan semangat belajar.
“Ingat motto sekolah kita: belajar itu ibadah, prestasi itu indah. Guru harus ikhlas mendidik, orang tua memberi teladan di rumah, dan anak-anak berjuang dengan ilmu, akhlak, serta karya nyata,” ujar alumnus Magister Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Amanat tersebut ditutup dengan ajakan berjanji dalam hati: tidak menyia-nyiakan pengorbanan para pahlawan, menjadi generasi unggul, berakhlak, sehat, dan bermanfaat, serta menjadikan SD Mumtas sebagai sekolah yang melahirkan kader-kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa dimasa depan. “Dirgahayu Republik Indonesia ke-80. Jayalah Indonesiaku, Merdeka!” serunya disambut pekik semangat para peserta.
Selepas upacara, suasana semakin meriah dengan serangkaian acara penting. Pertama, launching Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2026–2027 yang menandai kesiapan sekolah menyambut generasi baru Mumtas. Acara dilanjutkan dengan pembagian hadiah Lomba Semarak Kemerdekaan yang telah berlangsung lima hari, sejak 11 hingga 15 Agustus, diikuti siswa dengan penuh antusias.
Momen puncak lainnya adalah peresmian Mars SD Mumtas. Lagu kebanggaan sekolah ini dinyanyikan bersama oleh guru, karyawan, dan siswa dengan penuh suka cita. Suara lantang bergema di halaman sekolah, menambah rasa bangga dan kebersamaan seluruh warga Mumtas.
Dengan semangat kemerdekaan yang menyala, SD Muhammadiyah 10 Surabaya membuktikan bahwa peringatan HUT RI bukan sekadar seremonial, melainkan langkah nyata untuk meneguhkan identitas, memperkuat pendidikan, dan menanamkan jiwa kepahlawanan bagi generasi penerus bangsa.
Afuw ElKhoir