LENSADAKWAH.COM – Surabaya. Di sudut kota Surabaya yang padat dan sibuk, berdiri sebuah lembaga pendidikan dasar yang tak hanya membekali ilmu, tapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan—MI Muhammadiyah 25 Surabaya. Di tempat ini, belajar bukan sekadar aktivitas akademik, tapi proses pembentukan karakter yang dilakukan dengan cinta dan kesabaran.

Setiap pagi, gerbang sekolah menyambut para siswa dengan salam, senyum, dan pelukan hangat dari para guru. Di balik dinding-dinding kelas yang sederhana, hadir suasana yang hidup—suasana yang ditandai dengan semangat murid yang antusias, guru yang penuh kasih, serta nilai-nilai Islam yang mengalir dalam setiap detik pembelajaran.
Anak-anak belajar membaca, berhitung, dan menulis, tapi lebih dari itu mereka diajarkan tentang kejujuran, tanggung jawab, serta bagaimana menjadi pribadi yang berakhlak. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang saling menyayangi, membangun solidaritas, dan menjunjung tinggi toleransi.
Dalam sebuah kesempatan, Ustadz Aksar Wiyono, salah satu ustad pengampu bidang study Fiqih di MI Muhammadiyah 25 Surabaya, menyampaikan:
“MI Muhammadiyah 25 bukan hanya mencetak anak-anak pintar, tapi lebih dari itu—kami ingin menumbuhkan anak-anak yang shalih, yang cinta ilmu dan cinta pada sesama. Kami berusaha menjadikan sekolah ini sebagai taman belajar yang menggembirakan, tempat anak-anak merasa aman untuk tumbuh, bertanya, dan bermimpi.”

Pernyataan itu bukan sekadar retorika. Setiap program, mulai dari tahfidz harian, shalat berjamaah, hingga kegiatan sosial kecil-kecilan yang dilakukan siswa, mencerminkan visi tersebut. Di sinilah nilai-nilai Muhammadiyah hidup dan dihidupkan: keberagamaan yang mencerahkan, pendidikan yang membebaskan, dan akhlak yang memuliakan.
Waktu istirahat pun menjadi bagian dari pembelajaran. Anak-anak bermain di halaman, berbagi makanan, bercanda, dan saling menyemangati. Dalam interaksi itu tumbuh nilai empati, kerja sama, dan kepedulian sosial—modal penting untuk menjadi manusia seutuhnya.
MI Muhammadiyah 25 Surabaya adalah bukti bahwa pendidikan yang berkualitas tak harus mahal, dan lingkungan yang mendidik bisa dibangun dari ketulusan niat serta kebersamaan. Dari sekolah inilah, harapan baru untuk negeri ini tumbuh, dalam senyuman polos anak-anak yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa.