Oleh: Muchamad Arifin_Ketua LDK PP Muhammadiyah
LENSADAKWAH.COM – Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. QS. Al Baqarah: 148
“Barang siapa yang menunjukkan pada kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim).
Dua pesan Ilahi ini selalu mengingatkan kita bahwa kemuliaan bukanlah pada banyaknya kata-kata, melainkan pada keberanian melangkah. Dunia ini tidak akan berubah menjadi lebih baik hanya dengan teori, tetapi dengan aksi nyata. Sukses sejati lahir bukan dari mereka yang malu-malu, tetapi dari mereka yang berani melakukan kebaikan walau sederhana, walau tak terlihat, walau kadang dianggap remeh. Inilah jalan para aktivis sejati: jalan yang mungkin sunyi, tetapi penuh makna dan keberkahan.
Sukses sejati tidak selalu lahir dari panggung yang megah, dari sorotan kamera, atau dari tepuk tangan yang bergemuruh. Sukses sering kali tumbuh diam-diam di tempat yang sederhana, dari tangan yang rela kotor, dari pundak yang rela memikul beban, dan dari hati yang tulus berbuat kebaikan meski tanpa sorotan kamera. Sukses bukan sekadar hasil yang terlihat di akhir, melainkan proses panjang yang diisi oleh langkah-langkah kecil yang tulus. Proses yang terkadang melelahkan, menguras tenaga, dan penuh tantangan, namun justru di situlah nilai sejatinya. Inilah yang membedakan mereka yang hanya berbicara dengan mereka yang benar-benar bergerak; mereka yang tidak malu untuk melakukan hal-hal kecil demi terwujudnya sesuatu yang besar.

Perhatikanlah foto sederhana di atas. Seorang pengurus Aisyiyah, perempuan yang semestinya disuguhi kenyamanan, justru tampak bersusah payah memikul tripod dan LCD demi suksesnya sebuah acara. Tidak ada rasa gengsi. Tidak ada rasa malu. Yang ada hanya tekad: “acara ini harus berjalan baik dan lancar.” Beginilah wajah seorang aktivis sejati. Mereka tidak sibuk bertanya “apa untungnya untukku?” tetapi “apa manfaatnya untuk orang lain?” Mereka mengerti bahwa sukses bukan soal siapa yang menerima pujian paling keras, tetapi siapa yang paling tulus berkorban di balik layar agar cahaya kebaikan bisa memancar ke luar.
Di situlah letak sukses yang sesungguhnya. Sukses bukan hanya tentang pencapaian, gelar, atau penghargaan yang kita pegang di tangan. Sukses adalah tentang keberanian berbuat baik meski orang lain tidak melihatnya, tentang keikhlasan bekerja di balik layar demi kebaikan bersama. Sukses adalah tentang tidak pernah malu melakukan hal-hal kecil yang menjadi pondasi bagi sesuatu yang besar. Kita sering lupa bahwa rumah megah dibangun dari batu bata kecil, dan begitu juga kesuksesan hidup kita dibangun dari langkah-langkah kecil yang mungkin tampak sepele bagi orang lain. Aktivis sejati tahu bahwa yang kecil dan sederhana itulah yang sebenarnya menentukan.
Bagi seorang aktivis, rasa malu bukan untuk kebaikan, tapi untuk dosa. Malu itu seharusnya hadir ketika kita melanggar etika, merugikan orang lain, mengkhianati amanah, atau melakukan korupsi. Namun selama kita berjalan di jalan kebaikan, selama langkah kita untuk menolong, menguatkan, dan mencerahkan, tak perlu ada rasa malu. Karena kebaikan adalah kemuliaan, kebaikan adalah keberanian, dan kebaikan adalah awal dari sukses sejati. Setiap tindakan kecil yang dilakukan dengan ikhlas adalah investasi besar di masa depan yang akan membuka jalan bagi keberhasilan, bahkan keberkahan. Aktivis sejati menanam kebaikan seperti petani menanam benih; mungkin lama menuai hasilnya, tetapi buahnya akan manis dan berlimpah.
Penulis sering kali turun ke lapangan, berdampingan dengan komunitas jalanan, punk, komunitas marginal, hingga pelosok 3T. Dari mereka penulis belajar: kebaikan sering lahir dari mereka yang dianggap remeh. Langkah kecil mereka — berbagi makanan, mengulurkan tangan, mendukung teman — itulah benih sukses yang sejati. Sebuah sukses yang mungkin tak diberitakan media, tapi tercatat di langit. Sukses yang tidak selalu berupa penghargaan di atas kertas, melainkan rasa lega di dada karena telah melakukan sesuatu yang benar. Itulah mengapa aktivis sejati tidak pernah berhenti berjalan, meski jalannya sepi dan penuh debu.
Wahai para aktivis muda, jangan pernah malu melakukan kebaikan sekecil apa pun. Bawalah tripod itu, pasanglah kursi itu, sapulah ruangan itu, bagikanlah senyuman itu. Karena setiap tetes keringatmu, setiap langkah yang kau ambil dengan tulus, adalah batu bata yang membangun rumah suksesmu sendiri. Jangan biarkan gengsi atau rasa malu menjadi penghalang untuk melakukan kebaikan. Karena kesuksesan bukan milik mereka yang hanya pandai bicara, tetapi milik mereka yang berani bekerja, berkorban, dan melangkah. Ingatlah, kesuksesan besar sering kali lahir dari keberanian kecil yang dilakukan tanpa pamrih.
Sukses bukanlah soal siapa yang paling terlihat, tetapi siapa yang paling berani berbuat baik tanpa pamrih. Maka beranilah. Melangkahlah. Selama itu kebaikan, jangan pernah merasa malu. Karena keberanianmu berbuat baik adalah penanda bahwa hatimu hidup, jiwamu kuat, dan cita-citamu mulia. Sukses itu berani. Dan keberanian sejati adalah berbuat baik meski tidak ada yang mengingat namamu. Itulah puncak kemuliaan seorang aktivis: bekerja dengan cinta, berkorban dengan ikhlas, dan memetik sukses yang tak hanya di bumi, tapi juga di akhirat.
