Lensadakwah.com – Kajian rutin setiap hari Rabu ba’da shubuh yang di asuh oleh ustad Nurcholis Huda di masjid at-Taqwa Pogot Surabaya telah berjalan selama lima tahun. Hal ini tidak lepas dari peran ibu-ibu pengurus yang selalu datang lebih awal untuk menyiapkan konsumsi. Oleh karena sangat tepat jika ada pepatah bahwa surga di bawah telapatvkaki ibu.
Surga di bawah telapak kaki ibu adalah sebuah pepatah atau peribahasa yang sering digunakan untuk menggambarkan besarnya penghargaan dan kasih sayang terhadap ibu.
Ini tidak harus diartikan secara harfiah, melainkan sebagai ungkapan tentang betapa pentingnya peran seorang ibu dalam kehidupan seseorang. Ibu seringkali dianggap sebagai sosok yang penuh cinta, perhatian, dan pengorbanan, sehingga menghormati dan merawat ibu dianggap sebagai bentuk amal yang sangat mulia.
Ada sebuah potongan Hadits yang berbunyi:
عن معاوية بن جاهمة السلمي، أن جاهمة رضي الله عنه جاء إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال : يا رسول الله أردت أن أغزو وقد جئت أستشيرك . فقال : هل لك من أم؟ قال نعم. قال : فالزمها فإن الجنة تحت رجليها
Dari Mu’awiyah bin Jahimah As-Sulami, ia datang menemui Rasulullah SAW. la berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya ingin ikut berperang dan saya sekarang memohon nasihat kepadamu? ‘Rasulullah SAW lalu bersabda, ‘Kamu masih punya ibu? ‘Mu’awiyah menjawab, ‘Ya, masih. Rasulullah SAW bersabda, ‘Berbaktilah kepada ibumu (lebih dahulu) karena sungguh ada surga di bawah kedua kakinya.
Hadits terkait surga di bawah telapak kaki ibu al-jannatu tahta aqdaamil ummahaat menurut jumhur ulama, memiliki riwayat yang lemah bahkan palsu. Namun, ada potongan hadits yang menurut ulama, status riwayatnya (berdasarkan perawinya adalah hasan). Hadits tersebut diriwayatkan oleh An-Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad, dan dishahihkan oleh Al-Hakim
Kita dapat mengambil hikmah dati Hadits di atas, bahwa ini merupakan sebuah cara kita untuk berbakti kepada orang tua, khususnya seorang ibu.
Dalam banyak tulisan dibeberapa buku termasuk kajian-kajian di medsos terkait dengan peran ibu sungguh luar biasa.
Salah satunya chat saya dengan default (GPT-3.5) “Tentang peran ibu dalam dakwah“.
Peran ibu dalam dakwah sangat penting dalam membentuk nilai-nilai agama dan moral pada anak-anak. Berikut beberapa peran ibu dalam dakwah:
- Pendidikan Agama: Ibu memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan anak-anak tentang ajaran agama, moral, dan etika. Mereka dapat melibatkan anak-anak dalam kegiatan keagamaan seperti salat, membaca Al-Quran, dan belajar tentang nilai-nilai Islam.
- Teladan: Ibu harus menjadi teladan yang baik dalam praktik agama dan moral. Tindakan sehari-hari ibu, seperti kesabaran, kebaikan, dan kejujuran, akan memberikan contoh yang kuat bagi anak-anak.
- Doa: Ibu juga memiliki peran penting dalam berdoa untuk kesejahteraan dan petunjuk bagi anak-anak mereka. Doa ibu dapat memiliki pengaruh yang besar dalam membimbing anak-anak ke jalan yang benar.
- Pengawasan dan Pemantauan: Ibu harus memantau aktivitas anak-anak mereka, terutama di era digital, untuk memastikan bahwa mereka terhindar dari konten negatif atau tidak sesuai dengan nilai-nilai agama.
- Penguatan Karakter: Ibu dapat membantu membangun karakter anak-anak dengan mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, dan toleransi.
- Dukungan Emosional: Ibu harus memberikan dukungan emosional kepada anak-anak dalam menjalani perjalanan mereka dalam beragama. Ini mencakup mendengarkan mereka, merespon pertanyaan mereka, dan memberikan nasihat yang bijaksana.
- Keterlibatan dalam Kegiatan Keagamaan: Ibu dapat mengajak anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan keagamaan di masyarakat seperti pengajian, kajian, atau bakti sosial untuk memperdalam pemahaman agama.
Semua ini membantu ibu memainkan peran yang sangat penting dalam membimbing anak-anak mereka menuju pemahaman dan praktik yang benar terkait dengan agama dan moral dalam hidup mereka.
Tulisan ini saya peruntukkan buat ibu-ibu pengurus pengajian Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya