LENSADAKWAH.COM – Kajian Rabu ba’da Shubuh, 6 Desember 2023 di Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya mengambil tema Hidup Punya Arti Jika Bisa Memberi.
Ustad Nurcholis Huda sebagai pengampu dari kajian tersebut mengawali kajian dengan mengutip ayat Allah yang berbunyi:
اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu. QS. Al Hadid: 20
Dalam penjelasannya penasihat masjid At-Taqwa Pogot Surabaya ini mengajak kepada jamaah untuk terus meningkatkan iman dan taqwa karena hidup itu penuh permainan dan rahasia.
Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, menceritakan hinanya kehidupan dunia dan kerendahannya.
Kehidupan manusia tak terlepas dari berbagai peristiwa, tantangan, rintangan, kesempatan, dan pengalaman. Semua itu bisa dijadikan pelajaran setiap insan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Pengalaman adalah guru terbaik yang mengajarkan banyak hal, sehingga seseorang tidak jatuh di lubang kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
Cerita Inspiratif
Pada zaman Rasulullah SAW terdapat satu sumur yang menghasilkan air jernih dan berlimpah, sayangnya sumur ini dimiliki oleh orang Yahudi yang ogah memberikan air sebagai sedekah.
Siapapun yang membutuhkan air dari sumur ini, harus membayar dengan harga mahal. Padahal kebutuhan air masyarakat terbilang banyak. Sementara air di sumur-sumur Madinah kebanyakan keruh.
perkara sumur milik orang Yahudi ini kemudian sampai ke telinga Rasulullah SAW melalui para sahabatnya. Rasulullah SAW lantas berkata,
“Barangsiapa membeli sumur orang Yahudi, kemudian timba miliknya ia campur dengan timba orang-orang Muslim (disedekahkan) maka ia akan mendapat balasan sumur yang lebih baik di surga.”
Mendengar perkataan Rasulullah SAW ini, Utsman bin Affan langsung bergegas menemui orang Yahudi pemilik sumur air ini. Tujuannya adalah untuk membeli sumur miliknya.
Namun tak semudah membalik telapak tangan, orang Yahudi ini enggan menjual sumur ini lantaran ia bisa mendapat banyak keuntungan dari penjualan air sumur. Utsman pun memutar otak, memikirkan bagaimana caranya agar sumur tersebut dapat menjadi miliknya. Dengan demikian orang-orang Muslim bisa mendapatkan air dengan mudah.
Utsman kemudian memiliki ide untuk menawar dan membeli separuh dari hak sumur tersebut. Dengan tawaran ini, satu hari sumur menjadi milik Utsman, dan hari berikutnya milik orang Yahudi. Demikian seterusnya.
Dengan tawaran ini, orang Yahudi tertarik. Namun ia menjual dengan harga yang sangat tinggi yakni 12.000 dirham. Orang Yahudi ini mengira bahwa Utsman membeli hak sumur ini dengan tujuan untuk meraup keuntungan dari jual beli air.
Kenyataannya justru berlawanan dengan prediksi orang Yahudi. Setelah memiliki hak atas setengah bagian sumur ini, Utsman justru memberikan air kepada orang muslim secara gratis.
Orang-orang muslim dapat mengambil air sesuai kebutuhannya, tanpa khawatir membayar mahal. Ternyata aksi ini disadari orang Yahudi pemilik sumur. Tak ada lagi orang-orang yang membeli air padanya.
Kisah Sumur Orang Yahudi yang Dibeli Utsman Bin Affan untuk Sedekah
Devi Setya – detikHikmah
Kamis, 01 Des 2022 05:00 WIB
BAGIKAN
Siapapun yang membutuhkan air dari sumur ini, harus membayar dengan harga mahal. Padahal kebutuhan air masyarakat terbilang banyak. Sementara air di sumur-sumur Madinah kebanyakan keruh.
Dikisahkan dalam buku Kisah-kisah Inspiratif Sahabat Nabi oleh Muhammad Nasrulloh, perkara sumur milik orang Yahudi ini kemudian sampai ke telinga Rasulullah SAW melalui para sahabatnya. Rasulullah SAW lantas berkata,
“Barangsiapa membeli sumur orang Yahudi, kemudian timba miliknya ia campur dengan timba orang-orang Muslim (disedekahkan) maka ia akan mendapat balasan sumur yang lebih baik di surga.”
Mendengar perkataan Rasulullah SAW ini, Utsman bin Affan langsung bergegas menemui orang Yahudi pemilik sumur air ini. Tujuannya adalah untuk membeli sumur miliknya.
Namun tak semudah membalik telapak tangan, orang Yahudi ini enggan menjual sumur ini lantaran ia bisa mendapat banyak keuntungan dari penjualan air sumur. Utsman pun memutar otak, memikirkan bagaimana caranya agar sumur tersebut dapat menjadi miliknya. Dengan demikian orang-orang Muslim bisa mendapatkan air dengan mudah.
Utsman kemudian memiliki ide untuk menawar dan membeli separuh dari hak sumur tersebut. Dengan tawaran ini, satu hari sumur menjadi milik Utsman, dan hari berikutnya milik orang Yahudi. Demikian seterusnya.
Dengan tawaran ini, orang Yahudi tertarik. Namun ia menjual dengan harga yang sangat tinggi yakni 12.000 dirham. Orang Yahudi ini mengira bahwa Utsman membeli hak sumur ini dengan tujuan untuk meraup keuntungan dari jual beli air.
Kenyataannya justru berlawanan dengan prediksi orang Yahudi. Setelah memiliki hak atas setengah bagian sumur ini, Utsman justru memberikan air kepada orang muslim secara gratis.
Orang-orang muslim dapat mengambil air sesuai kebutuhannya, tanpa khawatir membayar mahal. Ternyata aksi ini disadari orang Yahudi pemilik sumur. Tak ada lagi orang-orang yang membeli air padanya.
Baca juga:Kisah Nabi Ilyas AS Singkat, saat Ditolak Bani Israil dan Bertemu Nabi Ilyasa AS
Orang-orang muslim mengambil air saat bagian hari Utsman. Mereka mengambil sekaligus dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan selama dua hari.
Setelah merasa rugi, orang Yahudi ini lantas menjual seluruh bagian sumurnya. Utsman bin Affan lantas membayar separuh sumur ini dengan harga 8.000 dirham. Total untuk harga seluruh sumur ini 20.000 dirham.
Dari sumur ini, Utsman bin Affan dapat melakukan sedekah sebanyak-banyaknya. Sumur ini diwakafkan untuk kepentingan orang-orang Muslim. Sumur ini menjadi saksi bisu dari kisah sedekah Utsman bin Affan.
Hingga saat ini sumur yang dikenal dengan sebutan sumur Raumah masih terjaga. Letaknya di samping Masjid Qiblatain. Di sekitar sumur ini tumbuh lebih dari 1.500 pohon kurma yang sekarang dikelola Departemen Pertanian Saudi. Hasil penjualan kurma ini disumbangkan untuk kebutuhan anak yatim dan fakir miskin.