LENSADAKWAH.COM – SD Muhammadiyah 9 Surabaya yang berlokasi di Jalan Sukolilo 104 Surabaya selenggarakan kajian wali murid dengan mendatangkan narasumber ustad Muchamad Arifin ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sabtu, 26 Oktober 2024.
Silaturrahim wali murid yang dikemas dalam bentuk pengajian ini mengusung tema “Pola Asuh Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Berbicara dan Bahasa Anak“. Jelas Aris Wahyuningsih kepala sekolah dalam sambutan pembukaan sebelum kajian berlangsung.
Ustadza Ayu panggilan kepala SDM 9 Bahari Surabaya berharap bahwa acara silaturrahim ini diharapkan bisa menjadi mendia komunikasi antara guru dan wali murid, selain untuk menambah wawasan dan pembinaan wali murid.
Tema ini diangkat karena Pola asuh merupakan salah satu faktor pendukung dalam proses pembentukan karakter pada anak usia dini. Karena pada saat anak mulai mempelajari apa itu karakter yang baik anak akan belajar melalui orang tua terlebih dahulu, anak akan meniru apa yang menjadi kebiasaan orang tua.
Sementara itu ustad Arifin dalam paparan materinya menyodorkan beberapa tips yang harus dilakukan kepada anak:
Tanamkan Nilai Keimanan Sejak Dini
Ajarkan tauhid (keesaan Allah): Sejak kecil, kenalkan anak pada konsep tauhid. Ajak mereka mengenal Allah sebagai Sang Pencipta, misalnya melalui kisah-kisah Nabi dan keajaiban ciptaan-Nya.
Biasakan berdoa: Ajari anak untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan seperti makan, tidur, dan belajar. Doa-doa ini dapat menguatkan hubungan mereka dengan Allah dan mengingatkan mereka untuk selalu bersyukur.
Jadi Contoh yang Baik (Uswatun Hasanah)
Perilaku orang tua: Anak cenderung meniru apa yang mereka lihat, jadi sebagai orang tua, pastikan memberikan contoh perilaku yang baik. Bersikap jujur, sabar, dan santun kepada orang lain adalah sebagian dari nilai Islami yang harus dicontohkan.
Konsisten dalam ibadah: Perlihatkan konsistensi dalam melaksanakan ibadah seperti sholat lima waktu dan membaca Al-Qur’an. Anak akan belajar dan meniru kebiasaan positif ini.
Ajarkan Akhlak yang Mulia
Sopan santun dan etika: Ajari anak untuk selalu bersikap sopan, baik kepada keluarga, teman, maupun orang lain. Ajarkan ucapan seperti “Assalamu’alaikum”, “tolong”, “terima kasih”, dan “maaf” sejak kecil.
Pentingnya berkata jujur: Jelaskan kepada anak pentingnya kejujuran dan menghindari kebohongan. Anda bisa menyampaikan cerita-cerita tentang Nabi Muhammad SAW sebagai contoh akhlak mulia.
Mendidik dengan Kelembutan dan Kasih Sayang
Pendekatan lembut: Dalam Islam, mendidik anak dengan kelembutan adalah hal yang dianjurkan. Hindari kekerasan fisik atau verbal, dan gunakan cara yang lembut namun tegas dalam memberikan pengarahan.
Memberi apresiasi: Berikan pujian atau hadiah kecil saat anak menunjukkan sikap baik atau melakukan sesuatu yang bermanfaat. Ini akan memotivasi mereka untuk terus bersikap positif.
Menanamkan Disiplin dengan Cara yang Bijaksana
Ajarkan disiplin dalam ibadah: Anak-anak perlu dibiasakan untuk menjalankan sholat sejak dini. Mulailah dengan mengenalkan sholat sejak usia 7 tahun, dan konsisten memberi pengingat tanpa paksaan.
Tegas namun tidak kasar: Jika anak berbuat salah, tegur mereka dengan cara yang bijaksana dan jelaskan mengapa perbuatan tersebut tidak baik. Jangan menghukum dengan cara yang merendahkan atau mempermalukan.
Biasakan Anak untuk Membaca Al-Qur’an
Mengajarkan Al-Qur’an sejak dini: Kenalkan anak pada huruf hijaiyah dan ajari mereka membaca Al-Qur’an secara bertahap. Luangkan waktu untuk membaca Al-Qur’an bersama setiap hari agar menjadi kebiasaan.
Pahami maknanya: Selain membaca, ajak anak untuk memahami makna dari ayat-ayat Al-Qur’an, sehingga mereka bisa menerapkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.
Berikan Pendidikan yang Menyeimbangkan Dunia dan Akhirat
Pendidikan agama dan umum: Dalam Islam, keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu dunia sangat penting. Pastikan anak mendapatkan pendidikan agama yang baik di samping pelajaran umum yang diperlukan.
Ajak diskusi: Libatkan anak dalam diskusi ringan tentang topik-topik Islami. Misalnya, tentang kisah para nabi, hikmah dari ibadah puasa, atau pentingnya bersedekah. Hal ini membantu anak memahami agama secara lebih dalam.
Ajarkan Anak untuk Peduli dan Bersosialisasi
Kepedulian kepada sesama: Ajarkan anak tentang pentingnya berbagi dan membantu orang lain. Ajak mereka untuk menyisihkan sebagian dari uang saku untuk bersedekah.
Toleransi dan menghargai perbedaan: Didik anak untuk menghargai orang lain yang berbeda agama, suku, atau latar belakang, seperti yang diajarkan oleh Islam untuk menghormati sesama manusia.
Libatkan Anak dalam Aktivitas Keagamaan
Ikut serta dalam kegiatan masjid: Bawa anak ke masjid untuk sholat berjamaah atau menghadiri kegiatan keagamaan. Ini bisa membiasakan mereka dengan lingkungan masjid dan memperkenalkan mereka pada ibadah kolektif.
Berpartisipasi dalam acara Islami: Libatkan anak dalam kegiatan Islami seperti pengajian, berbuka puasa bersama, atau kegiatan sosial lainnya yang dapat memperkuat nilai-nilai Islam.
Doakan Anak dengan Tulus
Selalu doakan kebaikan: Dalam Islam, mendoakan anak adalah bentuk kasih sayang dan perhatian yang besar. Orang tua bisa mendoakan anak dalam setiap kesempatan, baik setelah sholat atau saat sebelum tidur, agar anak selalu berada dalam lindungan Allah dan tumbuh menjadi pribadi yang baik.
Dengan menerapkan tips-tips ini, orang tua bisa memberikan pola asuh yang Islami dan membentuk anak menjadi pribadi yang berakhlak mulia, penuh kasih sayang, dan bertakwa. Ingat, pendekatan dengan cinta, kesabaran, dan keteladanan sangat penting dalam mendidik anak sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Lanjut mantan ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bulak-Kenjeran di era 2005-2010 yang kini menjadi ketua LDK PP Muhammadiyah ini menyampaikan pesan akan dampak negatif dari penggunaan gadget dan Penyalahgunaan narkoba.
Penjelasan tentang bahaya gadget dan penyalahgunaan narkoba yang disajikan melalui vidio kisah-kisah nyata menjadikan para orang tua wali murid mampu mengikuti dengan kusu’ selama kajian berlangsung hingga lebih dari waktu yang ditentukan.
Di akhir acara ustad Arifin yang juga Instruktur Nasional Moderasi Beragama Kementrian Agama Republik Indonesia memintak maaf akan pertanyaan yang belum terjawab semua karena waktu terbatas. UMA.