LENSADAKWAH.COM – Baik dan tidaknya seseorang sesungguhnya bisa dilihat dari perilaku dan ucapannya. Inilah yang disampaikan Muchamad Arifin pada kajian Ahad ba’da Maghrib, 23 Juni 2024 di masjid At-Taqwa Pogot Surabaya.
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur. QS An Nahl: 78
Allah Mahakuasa dan Maha Mengetahui; tidak ada yang luput dari pengetahuan-Nya. Dan di antara bukti kekuasaan dan pengetahuan Allah adalah bahwa Dia telah mengeluarkan kamu, wahai manusia, dari perut ibumu. Kamu sebelumnya tidak ada, kemudian terjadilah suatu proses yang mewujudkanmu dalam bentuk janin yang hidup dalam kandungan ibu dalam waktu yang ditentukan-Nya. Ketika masanya telah tiba, Allah lalu mengeluarkanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, baik tentang dirimu sendiri maupun tentang dunia di sekelilingmu. Dan Dia memberimu pendengaran agar dapat mendengar bunyi, penglihatan agar dapat melihat objek, dan hati nurani agar dapat merasa dan memahami. Demikianlah, Allah menganugerahkan itu semua kepadamu agar kamu bersyukur. (Tafsir Wajiz)
Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini lanjut menyampaikan, bahwa bayi ketika baru dilahirkan tidak mengetahui apapun, kemudian dengan bertambahnya waktu dan fungsinya indra pendengaran, penglihatan, maka menjadikan tahu apa yang ada disekelilingnya seperti ayah dan ibunya serta yang lainnya. Gerakan dan ucapan yang terjadi berangkat dari apa yang didengar dan dilihatnya. Artinya semua yang diucapkan dan digerakkan tergantung apa yang didengar dan dilihatnya.
Seorang pemimpin seringkali keputusannya tergantung dari bisikan yang ada dikanan kirinya. Artinya begitu besar pengaruh pendengaran terhadap perilaku seseorang. Oleh karenanya sangat berbahaya seorang pemimpin misalnya yang hanya mengandalkan bisikan saja tanpa memperhatikan sumber lainnya.
Perjalanan Nabi Ibrahim Menemukan Tuhan Allah
Nabiyullah Ibrahim dengan Mendengar dan melihat serta memaksimalkan dalam berpikir, maka dapat menemukan tuhan yang sesungguhnya yaitu Allah Tuhan Yang Maha Menjalankan semua apa yang ada di langit dan di bumi. Bintang, bulan dan matahari tidaklah berjalan sendiri, melainkan ada yang menjalankannya yaitu Allah swt.
Perjalanannya mencari Tuhan bermula saat Ibrahim AS melihat bintang yang bercahaya, dan menyangka bahwa itu adalah Tuhan. Namun, saat bintang itu menghilang di langit dari pandangan mata, Ibrahim AS pun tidak percaya bahwa bintang adalah Tuhan sesungguhnya.
Kemudian Ibrahim AS melihat bulan dan berpikir juga bahwa itu adalah Tuhan. Lagi-lagi ketika bulan menghilang pada pagi hari, beliau menyadari bahwa bulan bukanlah Tuhan.
Saat pagi hari tiba, beliau kembali melihat matahari. Ibrahim AS berpikir pula bahwa matahari adalah Tuhan karena lebih besar dari bintang dan bulan. Tapi, ketika matahari terbenam dan waktu malam tiba, beliau tersadar matahari juga bukanlah Tuhan
Hingga Nabi Ibrahim pun tahu dan menyimpulkan bahwa sesuatu yang tampak mata bukanlah Tuhan. Karena baginya, Tuhan tidak akan pernah hilang. Demikian beliau menyadari bahwa Tuhan adalah pencipta dari semua makhluk.
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًاۗ قَالَ هٰذَا رَبِّيْۚ فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَآ اُحِبُّ الْاٰفِلِيْنَ
فَلَمَّا رَاَ الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هٰذَا رَبِّيْۚ فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَىِٕنْ لَّمْ يَهْدِنِيْ رَبِّيْ لَاَكُوْنَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّاۤلِّيْنَ
فَلَمَّا رَاَ الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هٰذَا رَبِّيْ هٰذَآ اَكْبَرُۚ فَلَمَّآ اَفَلَتْ قَالَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ
Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, Inilah Tuhanku. Maka, ketika bintang itu terbenam dia berkata, Aku tidak suka kepada yang terbenam. Kemudian, ketika dia melihat bulan terbit dia berkata (kepada kaumnya), Inilah Tuhanku. Akan tetapi, ketika bulan itu terbenam dia berkata, Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk kaum yang sesat. Kemudian, ketika dia melihat matahari terbit dia berkata (lagi kepada kaumnya), Inilah Tuhanku. Ini lebih besar. Akan tetapi, ketika matahari terbenam dia berkata, Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari yang kamu persekutukan. QS. Al An’am: 76-78
Cerita perjalanan Nabiyullah Ibrahim yang disuguhkan dengan berupa vidio menjadikan para jamaah yang hadir dalam kajian tersebut cukup asyik mengikutinya hingga waktu Isya’ datang dan berakhirnya kajian.
UMA