LENSADAKWAH.COM. Surabaya — Udara pagi yang sejuk di Masjid At-Taqwa Pogot, Rabu (8/10/2025), menjadi saksi semangat jamaah yang memadati saf untuk mengikuti kajian rutin ba’da Subuh. Kajian kali ini diasuh oleh Ustaz Muchamad Arifin, dengan tema yang begitu menyentuh dan mengajak merenung: “Gambaran Hidup di Dunia”, berlandaskan pada firman Allah dalam QS. Al-Hadid ayat 20.

Dalam penjelasannya, Ustaz Arifin menegaskan bahwa kehidupan dunia sejatinya hanyalah permainan dan senda gurau, sebagaimana Allah berfirman: “Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, hiburan, perhiasan, saling bermegah-megahan di antara kamu dan berlomba dalam kekayaan serta anak keturunan…” (QS. Al-Hadid: 20).
Beliau mengingatkan bahwa ayat ini bukan sekadar penggambaran, melainkan peringatan agar manusia tidak terlena dalam fatamorgana kehidupan dunia. Dunia ini tampak indah, namun hakikatnya fana dan sementara. Yang kekal hanyalah kehidupan di akhirat.
Lebih lanjut, Ustaz Arifin mengutip sabda Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Al-Baihaqi:
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara — masa mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.”
Hadis ini, menurut beliau, menjadi pedoman bagi setiap Muslim agar tidak menunda kebaikan dan bersungguh-sungguh menjalani hidup. “Jangan main-main dengan kehidupan,” tutur beliau lembut, “karena setiap napas adalah kesempatan, dan setiap kesempatan bisa jadi yang terakhir.”
Dalam suasana hening selepas Subuh, para jamaah tampak larut dalam perenungan. Ustaz Arifin mengajak agar setiap orang menjaga lima perkara dalam hidup: masa muda, kesehatan, harta, waktu luang, dan kehidupan itu sendiri — sebagai amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Menjelang akhir kajian, suasana semakin haru ketika diputar sebuah video pendek reflektif bertema “Hidup Itu Terbatas, Akhiratlah yang Abadi.” Tayangan singkat itu menggambarkan perjalanan manusia dari masa muda hingga akhir hayat, disertai lantunan ayat dan nasihat tentang kefanaan dunia. Banyak jamaah yang tampak terdiam, merenungi betapa cepatnya waktu berlalu dan betapa sering manusia lupa menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal.
“Semoga hati kita tidak tertipu oleh gemerlap dunia,” tutup Ustaz Arifin. “Gunakan hidup ini dengan kesungguhan, karena dunia hanya persinggahan menuju akhirat yang abadi.”
Kajian Rabu pagi ini bukan hanya menyentuh pikiran, tetapi juga menggugah hati — mengingatkan kembali bahwa hidup sejatinya adalah perjalanan singkat untuk menuju keabadian yang sesungguhnya.