Jangan Kejar Dunia, Sebab Dunia Itu Seperti Bayang-Bayang
LENSADAKWAH.COM Kajian Rabu Subuh, 22 Oktober 2025 | Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya
Suasana Subuh di Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya terasa damai dan menenteramkan. Jamaah berdatangan sejak dini hari untuk melaksanakan shalat Subuh berjamaah, Rabu (22/10/2025). Usai salam, para jamaah tidak langsung beranjak pulang, melainkan tetap duduk melingkar menyimak Kajian Inspirasi Subuh yang diasuh oleh Ustadz Muchamad Arifin.

Dalam kajian kali ini, ustadz Arifin mengangkat tema penuh makna: “Jangan kejar dunia, sebab dunia itu seperti bayang-bayang.” Beliau membuka tausiyahnya dengan menyampaikan sebuah perenungan tentang hakikat dunia yang sering mengecoh pandangan manusia. Dunia, kata beliau, tampak dekat dan menjanjikan kebahagiaan, namun semakin dikejar, justru semakin menjauh.
Untuk memperjelas makna tersebut, ustadz Arifin menayangkan sebuah video pendek yang menggambarkan seorang anak kecil yang ketakutan karena melihat bayangannya sendiri. Dalam tayangan itu, anak kecil tersebut berlari ketakutan, berusaha menjauh dari bayangannya. Namun semakin cepat ia berlari, bayangan itu justru terus mengikuti ke mana pun ia pergi.
“Begitulah hakikat dunia,” ujar ustadz Arifin sambil menuntun jamaah merenung. “Ketika manusia takut kehilangan dunia, lalu sibuk mengejarnya tanpa arah, ia justru terjebak dalam bayangan semu. Dunia akan terus menghantui, tak pernah memberi tenang. Tapi ketika kita berhenti sejenak, menoleh kepada cahaya Allah, dunia itu justru tunduk dan mengikuti di belakang.”
Beliau kemudian mengutip sabda Rasulullah ﷺ:
“Barang siapa menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kefakiran di depan matanya. Namun barang siapa menjadikan akhirat sebagai niatnya, maka Allah akan menyatukan urusannya dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan hina.” (HR. Ibnu Majah)

Menurut ustadz Arifin, hadis ini menggambarkan bahwa dunia adalah sesuatu yang semu — semakin dikejar semakin menjauh, namun akan datang sendiri ketika manusia berorientasi pada akhirat.
Beliau juga mengingatkan firman Allah dalam QS. Al-Hadid ayat 20 yang menegaskan bahwa kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan yang menipu, dan kesenangan sementara.
“Dunia hanyalah bayangan,” tegas ustadz Arifin. “Kita tidak akan pernah bisa menangkapnya. Maka jangan biarkan hidup kita habis untuk mengejar sesuatu yang tidak bisa kita genggam. Kejar ridha Allah, maka dunia akan datang dengan sendirinya.”
Kajian ditutup dengan doa yang penuh haru. Wajah-wajah jamaah tampak tenang, seolah menemukan kembali keseimbangan antara usaha dunia dan orientasi akhirat. Setelah itu, jamaah menikmati sarapan bersama yang telah disiapkan oleh takmir masjid — sebagai bentuk kebersamaan dan rasa syukur di pagi yang penuh cahaya.