Workshop Pengelolaan Kantor Layanan Lazismu Masjid dan Musala Muhammadiyah: Seruan Sinergi untuk Dakwah dan Kemasjidan di Daerah 3T
LENSADAKWAH.COM – Yogyakarta, 12 Juli 2025. Bertempat di Tabligh Institut Yogyakarta, Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan Workshop Pengelolaan Kantor Layanan Lazismu Masjid dan Musala Muhammadiyah, Jumat (12/7). Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat peran masjid dalam pemberdayaan umat serta pengelolaan zakat, infak, dan sedekah secara profesional melalui Lazismu.

Tampak hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah unsur pimpinan dari Majelis Tabligh, Lazismu, Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR), serta Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) PP Muhammadiyah.
Salah satu sesi yang paling menyita perhatian adalah pemaparan dari Ustaz Muchamad Arifin, Ketua LDK PP Muhammadiyah, yang membawakan materi bertema: “Fenomena Dakwah Kemasjidan di Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).”
Dalam paparan yang mengalir penuh kejujuran dan empati, Ustaz Arifin menggambarkan dengan gamblang kondisi nyata masjid-masjid di pelosok negeri. “Masjid di daerah 3T tidaklah berdiri megah seperti di kota-kota besar. Banyak di antaranya hanya beratap seng, beralaskan tanah, dan dinding yang tak utuh. Bahkan ada yang hanya berupa gubuk kayu di tengah hutan, tetapi tetap menjadi pusat harapan spiritual bagi masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Lebih dari sekadar bangunan, Ustaz Arifin menekankan bahwa dakwah di daerah 3T bukan hanya soal masjid, tetapi juga tentang para dai yang rela berjuang dalam keterbatasan. “Mereka hidup jauh dari keluarga, menempuh medan sulit, bahkan kadang harus berjalan kaki belasan kilometer hanya untuk menjangkau satu dusun terpencil. Mereka membutuhkan perhatian, bukan hanya doa,” katanya dengan suara bergetar.

Dalam sesi tersebut, beberapa video perjalanan para dai Muhammadiyah yang bertugas di daerah 3T ditayangkan. Suasana menjadi hening, banyak peserta yang terdiam dengan mata berkaca-kaca menyaksikan perjuangan para dai menyebrangi sungai tanpa jembatan, menginap di rumah-rumah tanpa listrik, dan menyampaikan dakwah dalam keterbatasan.
Melalui forum ini, Ustaz Arifin mengajak semua elemen Persyarikatan untuk bersinergi dalam membangun kekuatan dakwah berbasis masjid. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara Majelis Tabligh, LPCR, dan Lazismu dalam menjaga nyala dakwah sekaligus menghidupkan masjid sebagai pusat peradaban umat, termasuk di wilayah-wilayah 3T yang nyaris terlupakan.
“Jangan biarkan dai-dai kita berjuang sendirian. Mari kita hidupkan masjid-masjid di ujung negeri ini. Mungkin kecil di mata manusia, tapi besar di sisi Allah,” pungkasnya dengan penuh harap.
Menutup sesi workshop, Ustaz Arifin mengajak para peserta untuk memberikan saran, ide, dan masukan demi keberlangsungan dakwah Muhammadiyah di daerah 3T. “Dakwah ini milik kita bersama. Keberlanjutannya sangat ditentukan oleh komitmen dan kebersamaan kita dalam menghidupkannya,” ujarnya.
Workshop ini diharapkan menjadi langkah awal dari gerakan masif penguatan Kantor Layanan Lazismu di masjid dan musala, sekaligus membangkitkan kesadaran kolektif bahwa dakwah bukan hanya tugas dai, tetapi panggilan iman seluruh insan.