LENSADAKWAH.COM – Lebah di pagi hari terbang mencari nektar, yaitu cairan manis yang terdapat pada bunga yang diserap lebah yang dapat menghasilkan madu yang bisa manfaat untuk obat. Sedangkan lalat pagi hari terbang yang di cari kotoran atau bangkai sehingga pulang sore hari membawa kuman, virus yang menyebabkan timbulnya penyakit.
Hal di atas yang disampaikan oleh ustad Muchamad Arifin dalam muqaddimahnya dalam kuliah Shubuh di masjid At-Taubah yang berlokasi di Demak Barat I/ 39 Surabaya. Ahad, 15 September 2024.
Lebah dan lalat adalah dua binatang yang memiliki bentuk yang nyaris sama tetapi menghasilkan dampak yang berbeda karena perdedaan niat dan pikiran. Kalau lebah apa yang ada dalam pikirannya adalah bunga yang indah wangi sehingga menghasikan madu yang bisa menjadi obat dan banyak di cari orang. Sedangkan lalat apa yang ada dalam pikirannya adalah yang kotor dan bau, maka hasilnya adalah kuman, penyakit yang dijahui oleh siapa saja.
Kenapa kita harus selalu berpikiran positif
Selalu berpikiran positif membuktikan kwalitas hamban Allah. Manfaat selalu berpikiran positi bukan hanya manfaat untuk diri sendiri tetapi juga untuk kemaslahan bersama. Pikiran positif dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih kuat dan berpeluang lebih kecil untuk terkena penyakit.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan berdakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang. QS. Al-Hujurat: 12
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. QS. Al-Hujurat:6
Meneladani 4 Sifat Nabi Muhammad
Selanjutnya ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan pentingnya bagi umat Islam meneladani 4 sifat yang terdapat dalam diri Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad sebagai uswatun hasanah memiliki 4 sifat yang harus kita teladani sebagai umatnya. Meneladani sifat-sifat Nabu Muhammad adalah merupakan kewajiban bagi semua yang mengaku umatnya.
Dari 4 sifat tersebut adalah: sidik, tablig, fathonah, dan amanah. Mari kita lihat bagaimana Rasulullah SAW menerapkan sifat-sifat mulia ini dalam kehidupan sehari-hari dan apa yang dapat kita pelajari darinya.
Sidiq
Nabi Muhammad adalah sosok yang sangat jujur dalam segala hal. Beliau tidak pernah berbohong dan selalu berbicara dengan kejujuran yang tulus. Salah satu contoh konkret dari sifat sidik ini adalah ketika beliau diberi gelar Al-Amin oleh masyarakat Mekkah karena kejujurannya yang luar biasa. Rasulullah SAW selalu menekankan pentingnya kejujuran dalam setiap aspek kehidupan.
Tabligh
Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang diutus untuk menyebarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia. Beliau dengan gigih dan penuh keikhlasan menyampaikan risalah Allah SWT kepada semua orang, tanpa pandang bulu. Contoh nyata dari sifat tablig ini adalah ketika beliau menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dalam menyampaikan dakwah Islam, namun tidak pernah menyerah dan terus berjuang dengan penuh semangat
Fathonah
Nabi Muhammad adalah manusia pilihan yang diberkahi dengan kecerdasan yang luar biasa. Beliau mampu mengambil keputusan yang bijaksana dan tepat dalam berbagai situasi. Salah satu contoh penerapan sifat fathonah ini adalah ketika beliau merumuskan Perjanjian Hudaibiyah yang memperkuat hubungan antara Muslim dan non-Muslim di Mekah. Beliau menunjukkan bahwa kecerdasan bukan hanya tentang kecerdasan intelektual, tetapi juga tentang kebijaksanaan dalam menghadapi setiap situasi.
Amanah
Nabi Muhammad adalah sosok yang sangat dipercaya oleh semua orang di sekitarnya. Beliau selalu menepati janji, menjaga kepercayaan, dan tidak pernah mengecewakan harapan orang lain. Contoh konkret dari sifat amanah ini adalah ketika beliau dipercaya oleh Khadijah RA untuk mengelola kekayaan dan usaha dagangnya dengan penuh kepercayaan
Penyampaikan beberapa sifat Nabi Muhammad yang disuguhkan dengan diiringi vidio-vidio peritiwa perjalanan Nabi sebagai yang menyandang 4 siafat wajib tersebut menjadikan para jamaah yang mendengarkan sangat kusu’ mengikuti hingga acara berakhir.