Media Diharapkan Jadi Penyejuk Bangsa di Tengah Keberagaman; Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Ajak Jurnalis Jadi Garda Depan Melawan Narasi Kebencian
LENSADAKWAH.COM – Surabaya, Rabu (20/8/2025) — Dalam momentum Rembuk Merah Putih yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur di UIN Sunan Ampel Surabaya, Kolonel (Sus) Harianto, S.Pd., M.Pd., selaku Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI, mengajak para insan media untuk menjadi penyejuk bagi publik di tengah derasnya arus informasi dan dinamika keberagaman di Indonesia.

Menurutnya, media memiliki peran strategis dalam membentuk opini publik dan menjaga keharmonisan sosial. Di era digital, ketika informasi dapat menyebar begitu cepat, media dituntut untuk menjadi penjaga keseimbangan dan memastikan narasi yang disampaikan mampu memelihara suasana damai, tenteram, dan penuh toleransi.
“Media adalah garda terdepan dalam membangun perdamaian. Tugas besar kita bersama adalah memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang sejuk, konstruktif, dan mencerahkan, bukan sebaliknya. Dalam konteks bangsa yang kaya dengan keragaman seperti Indonesia, peran ini menjadi sangat vital,” tegas Kolonel Harianto.
Kolonel Harianto menekankan bahwa keberagaman Indonesia—dari sisi agama, budaya, suku, dan bahasa—adalah sebuah kekuatan, bukan kelemahan. Media, katanya, harus hadir sebagai penjembatan perbedaan dan penyalur pesan persatuan. Ia mencontohkan, maraknya narasi provokatif, konten intoleran, dan berita hoaks di media sosial seringkali menjadi pemicu ketegangan sosial. Untuk itu, media arus utama diharapkan dapat mengkanter informasi-informasi menyesatkan tersebut.
Lebih lanjut, ia mengajak awak media untuk mengedepankan prinsip jurnalistik damai dengan memberikan porsi lebih pada berita yang mempersatukan, mengedukasi, dan memberi inspirasi. Menurutnya, jurnalis memiliki kekuatan untuk menciptakan ruang publik yang sehat, tempat masyarakat dapat saling memahami dan menghormati perbedaan.
“Kita ingin menjadikan media sebagai sahabat masyarakat, yang mampu membimbing warganet agar hidup tenteram, bahagia, dan mesra di tengah keberagaman. Media yang damai akan melahirkan masyarakat yang damai pula,” tambahnya.
Pada akhir paparannya, Kolonel Harianto menegaskan bahwa keberhasilan menangkal intoleransi, radikalisme, dan terorisme tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat negara, tetapi juga seluruh elemen bangsa, termasuk media. Dengan kekuatan narasi yang positif dan konstruktif, media diyakini mampu menjadi tameng efektif dalam menjaga persatuan dan keutuhan NKRI.