LENSADAKWAH.COM – Ramadan merupakan sarana pembersihan dosa, dan Idul Fitri menjadi titik kembalinya seorang Muslim kepada keadaan yang lebih bersih dan lebih baik. Pesan yang disampaiakan pada khutbah Idul Fitri di lapangan sepak bola Pakal Surabaya oleh Muchamad Arifin. Senin, 1 Syawal 1446 H/31 Maret 2025.

Di depan ribuan jamaah Shalat Idul Fitri, ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan, bahwa Idul Fitri mengajarkan bahwa manusia sejatinya kembali kepada fitrah, yaitu keadaan suci sebagaimana saat dilahirkan.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa Ramadan merupakan sarana pembersihan dosa, dan Idul Fitri menjadi titik kembalinya seorang Muslim kepada keadaan yang lebih bersih dan lebih baik.
Selain itu, Idul Fitri merupakan perayaan kemenangan atas hawa nafsu. Selama Ramadan, umat Islam menjalani latihan spiritual dengan menahan diri dari makan, minum, serta berbagai perbuatan yang bisa mengurangi pahala puasa. Ketika tiba hari raya, itu adalah bukti bahwa mereka telah berhasil menaklukkan hawa nafsu.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan supaya kamu menyempurnakan bilangan (puasa) dan supaya kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).
Ayat ini menegaskan bahwa Idul Fitri adalah momen untuk mengagungkan Allah melalui takbir, tahlil dan tahmid sebagai wujud mengekspresikan rasa syukur setelah menyelesaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Di sisi lain, Idul Fitri juga mengandung ajaran penting tentang kasih sayang dan solidaritas sosial. Salah satu bentuk kepedulian yang diwajibkan adalah membayar zakat fitrah sebelum pelaksanaan shalat Id.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Zakat fitrah itu sebagai penyuci bagi orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan keji, serta sebagai makanan bagi orang miskin.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah). Dengan adanya zakat fitrah, kebahagiaan Idul Fitri bisa dirasakan oleh semua kalangan, termasuk mereka yang kurang mampu.
Tidak hanya itu, Idul Fitri juga menjadi momen yang tepat untuk memperbaiki hubungan sosial dengan saling memaafkan. Dalam Islam, menjaga hubungan baik dengan sesama sangat ditekankan, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ: “Tidak halal bagi seorang Muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, mereka bertemu lalu yang satu berpaling dan yang lain juga berpaling. Yang terbaik di antara mereka adalah yang pertama memberi salam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, tradisi saling bermaafan di hari raya bukan sekadar budaya, melainkan bagian dari ajaran Islam agar umatnya hidup dalam kedamaian dan persaudaraan dengan saling silaturrahim.
Dengan demikian, Idul Fitri bukan hanya tentang kebahagiaan dalam bentuk materi, tetapi lebih kepada pencapaian spiritual. Ini adalah hari kemenangan bagi mereka yang berhasil menjadikan Ramadan sebagai sarana perbaikan diri. Idul Fitri juga menjadi awal yang baru untuk menjalani kehidupan dengan hati yang lebih bersih, hubungan sosial yang lebih harmonis, serta ketaatan yang lebih kuat kepada Allah.
Dalam menutup khutbahnya ustad Arifin berpesan, marilah kita kerjakan yang sudah biasa kita lakukan selama bulan Ramadhan.
Menjaga fitrah berarti tetap menjalankan kebiasaan baik yang sudah ditanamkan selama Ramadan. Rasulullah ﷺ bersabda:“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sebuah pemandangan yang indah sekali, karena Shalat Idul Fitri yang diselenggarakan oleh Masjid Al Furqon Ranting Pakal Surabaya ini berjalan lancar, kusu’ hingga khutbah berakhir para jamaah begitu konfisif.