Tawakal dan Ikhtiar: Pelajaran Hidup dari Burung di Langit
LENSADAKWAH.COM – Surabaya, Fajar yang merekah di langit timur Surabaya disambut lantunan zikir dari Masjid At-Taqwa Pogot. Rabu pagi, 5 November 2025, jamaah kembali memenuhi setiap saf untuk melaksanakan shalat Subuh berjamaah, dilanjutkan Kajian Inspirasi Subuh bersama Ustaz Muchamad Arifin, M.Ag.

Tema kajian kali ini, “Tawakal dan Ikhtiar: Kunci Rezeki yang Berkah,” mengajak jamaah merenungi keseimbangan antara usaha dan keyakinan kepada Allah. Dengan suara lembut namun tegas, Ustaz Arifin membacakan sabda Rasulullah ﷺ:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki seperti burung yang pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)
Melalui hadis ini, beliau menjelaskan bahwa tawakal bukan berarti berpangku tangan, melainkan bergerak dengan penuh keyakinan. “Burung itu tidak menunggu di sarang, tapi terbang mencari makan. Ia berikhtiar, namun tetap yakin bahwa rezekinya sudah dijamin Allah,” tutur Ustaz Arifin di hadapan jamaah yang khusyuk mendengarkan.
Beliau kemudian menegaskan bahwa jaminan Allah terhadap rezeki telah tertulis dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya:
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya…” (QS. Ath-Thalaq [65]: 2–3)
Ayat ini, lanjut Ustaz Arifin, menjadi penguat keyakinan bahwa rezeki selalu tersedia bagi hamba yang bertakwa, berusaha, dan bertawakal sepenuhnya kepada Allah.
Dalam bagian penutup kajian, beliau mengajak jamaah merenungi perumpamaan kehidupan makhluk Allah lainnya.
“Burung di langit, ikan di air, hewan-hewan di padang — mereka tak punya hati nurani seperti manusia, tapi hidup tanpa mengeluh. Mereka hanya berusaha dan percaya pada ketetapan Allah. Lalu, mengapa manusia yang diberi akal dan iman justru sering gelisah dan berkeluh kesah?” ujarnya dengan suara yang menenangkan.
Suasana masjid pun hening. Banyak jamaah tampak menunduk haru, meresapi setiap kalimat yang disampaikan. Mereka seakan diingatkan bahwa rezeki bukanlah tentang seberapa keras manusia menggenggam, tetapi seberapa dalam ia percaya bahwa Allah tak akan pernah menelantarkan hamba yang berserah diri.
Dengan berakhirnya kajian, para jamaah saling bersalaman. Wajah-wajah mereka memancarkan ketenangan baru — ketenangan orang yang belajar untuk tidak mengeluh, terus berikhtiar, dan yakin bahwa Allah selalu mencukupkan.