LENSADAKWAH.COM – Kajian Rabu ba’da Shubuh di Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya. Rabu, 22 Januari 2025 yang diasuh oleh ustad Muchamad Arifin masih melanjutkan kajian sebelumnya terkait kesempurnaan diri sebagai muslim.
Dalam kajian Rabu pekan sebelumnya disampaikan pembahasan upaya memperkokoh aqidah, maka pada kajian kali ini akan membahas terkait ibadah sebagai bukti diri sebagai hamba Allah yang beriman. Ibadah itu ada dua macam, yaitu ibadah mahdah dan ibadah ghairu mahdah.
Ibadah mahdah adalah ibadah yang tata caranya telah ditentukan secara khusus oleh Allah SWT melalui Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW. Pelaksanaannya bersifat baku dan hanya ditujukan untuk Allah, seperti salat, puasa, zakat, dan haji. Ibadah ini tidak boleh diubah atau ditambah-tambah, karena mengikuti aturan yang telah ditetapkan dalam syariat.
Sementara itu, ibadah ghairul mahdah mencakup segala aktivitas sehari-hari yang dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Meskipun tidak memiliki tata cara khusus, aktivitas ini tetap bernilai ibadah jika dilakukan sesuai syariat, seperti bekerja, membantu orang lain, atau menuntut ilmu. Kedua jenis ibadah ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih keridhaan-Nya.
Posisi Ibadah Shalat Dalam Islam
Dalam Islam, shalat memiliki kedudukan yang sangat istimewa dan berada pada tingkatan tertinggi dibandingkan ibadah lainnya. Shalat adalah satu-satunya ibadah yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW tanpa perantara, yaitu dalam peristiwa Isra dan Mi’raj. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya shalat dibandingkan ibadah lainnya.
Dalam Islam, shalat memiliki kedudukan yang sangat istimewa dibandingkan ibadah lainnya. Shalat adalah ibadah utama yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW tanpa perantara, yaitu dalam peristiwa Isra dan Mi’raj. Tidak seperti perintah ibadah lainnya yang disampaikan melalui wahyu atau malaikat Jibril, kewajiban shalat diturunkan langsung kepada Rasulullah di Sidratul Muntaha, sebuah tempat tertinggi yang hanya Nabi Muhammad SAW pernah capai. Hal ini menunjukkan betapa penting dan mulianya ibadah ini.
Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat, menjadikannya sebagai salah satu pilar utama agama Islam. Tanpa shalat, keimanan seseorang dianggap tidak sempurna. Shalat juga menjadi ibadah yang paling rutin dilakukan, diwajibkan lima kali dalam sehari tanpa ada pengecualian. Bahkan dalam keadaan sakit, bepergian, atau kondisi darurat seperti perang, seorang Muslim tetap diwajibkan melaksanakan shalat sesuai dengan kemampuannya, baik dengan berdiri, duduk, berbaring, atau bahkan sekadar isyarat.
Dalam konteks keimanan dan amalan, shalat menjadi penentu utama diterimanya amal ibadah lainnya. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa amal pertama yang akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalat seseorang baik, maka baik pula seluruh amalnya. Sebaliknya, jika shalatnya rusak, maka rusak pula amal-amalnya yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa shalat bukan sekadar ritual, melainkan fondasi dari seluruh perbuatan baik seorang hamba.
Shalat juga merupakan bentuk komunikasi langsung antara hamba dengan Allah SWT. Ketika seorang Muslim berdiri dalam shalat, ia sedang menghadap Tuhannya dengan penuh ketundukan dan khusyuk. Bacaan dalam shalat, terutama Surah Al-Fatihah, adalah dialog langsung antara hamba dan Pencipta-Nya. Inilah yang membuat shalat menjadi ibadah yang sangat personal, penuh makna, dan tak tergantikan oleh ibadah lain.
Lebih dari itu, shalat memiliki kekuatan untuk mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an bahwa shalat dapat menjadi tameng bagi seseorang dari maksiat. Dengan melaksanakan shalat secara benar dan khusyuk, seorang Muslim dilatih untuk menjaga akhlaknya dan menjauhi hal-hal yang dilarang.
Shalat juga merupakan identitas seorang Muslim. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa batas yang membedakan seorang Muslim dari kekufuran adalah shalat. Karena itu, meninggalkan shalat dianggap sebagai salah satu dosa besar yang menunjukkan penolakan terhadap inti agama.
Singkatnya, shalat adalah inti dari agama Islam, tiang yang menopang keimanan seorang Muslim, dan penentu utama hubungan seorang hamba dengan Allah SWT. Ia adalah ibadah yang tidak hanya diwajibkan, tetapi juga sangat dimuliakan karena mampu menguatkan hati, menenangkan jiwa, dan memperbaiki akhlak. Oleh karena itu, menjaga shalat adalah kewajiban tertinggi yang harus selalu diutamakan oleh setiap Muslim.
Tim IT: Masjid At-Taqwa