LENSADAKWAH.COM – Surabaya, 6 Juni 2025. Ribuan umat Islam memadati Gelora 10 November Surabaya pada Jumat pagi (6/6) untuk melaksanakan Shalat Idul Adha 1446 Hijriyah. Bertindak sebagai imam dan khatib adalah Ustadz Muchamad Arifin, Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dalam khutbahnya, Ustadz Arifin menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menempatkan cinta kepada Allah di atas segala cinta duniawi. Ia mengangkat kisah teladan dari Nabiyullah Ibrahim AS yang rela menghadapi berbagai ujian demi ketaatan kepada Allah.
“Cinta kepada Allah harus menjadi yang paling utama, sebagaimana kecintaan Ibrahim kepada Tuhannya. Ia rela dibakar, rela meninggalkan istri dan anaknya di padang yang gersang, bahkan rela menyembelih anaknya, Ismail, demi menjalankan perintah Allah,” ujar Ustadz Arifin.
Lebih lanjut, Ustadz Arifin mengajak jamaah untuk meneladani tiga sosok manusia mulia dalam peristiwa Iduladha: Ibrahim sebagai figur ayah yang taat dan penuh keimanan, Hajar sebagai ibu yang tabah dan penuh kepercayaan kepada Allah, serta Ismail sebagai anak yang patuh dan rela berkorban. Ketiganya adalah simbol keluarga ideal yang berlandaskan tauhid, kesabaran, dan ketulusan.
Teks khutbah yang disampaikan Ustadz Arifin terasa sangat menyentuh hati. Disusun dengan bahasa yang lugas namun penuh makna, setiap kalimatnya mengandung pesan spiritual yang menggugah kesadaran umat. Uraian tentang ketaatan, pengorbanan, dan kepasrahan kepada kehendak Allah mengalir dengan penuh kelembutan dan kekuatan, menyentuh nurani para jamaah.
Khutbah yang diawali dengan bacaan Al-Qur’an dari sang imam ini mengundang kekhusyukan mendalam. Banyak jamaah yang tampak terharu dan menundukkan kepala dalam perenungan selama khutbah berlangsung.

Ustadz Arifin menegaskan bahwa siapa pun yang bertakwa dan bersabar, Allah tidak akan membiarkannya hidup dan mati sia-sia. “Allah akan selalu memberikan jalan keluar bagi hamba-hamba-Nya yang sabar dan taat,” tegasnya.
Khutbah Iduladha ditutup dengan doa yang sangat menyentuh hati, mengingatkan jamaah pada doa-doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim, agar negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur — negeri yang baik dan berada dalam ampunan Allah.
Pelaksanaan Shalat Iduladha berjalan dengan khidmat, tertib, dan penuh kekhusyukan. Panitia pelaksana mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran acara, serta mengajak masyarakat untuk menjadikan momentum Iduladha sebagai penguat iman, ukhuwah, dan kepedulian sosial.