LENSADAKWAH.COM – SD Muhammadiyah 10 Surabaya (Mumtas) kembali menorehkan sejarah dengan menggelar Haflah Akhirussanah Angkatan ke-52. Acara pelepasan siswa kelas VI ini dilaksanakan dengan penuh khidmat di Ballroom Hotel Bisanta Bidakara, Surabaya, pada Ahad, 1 Juni 2025. Sebanyak 73 siswa dilepas secara resmi untuk melanjutkan perjalanan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.
Suasana haru dan bangga menyelimuti ruangan ketika satu per satu siswa dipanggil untuk menerima penghargaan dan kenang-kenangan. Momen ini menjadi penanda akhir dari perjalanan enam tahun penuh perjuangan, kerja keras, serta dukungan tanpa henti dari guru dan orang tua.
Asy’ari, M.Pd., Ketua Majelis Dikdasmen PCM Simokerto, dalam sambutannya memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam suksesnya acara tersebut.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada guru-guru dan para wali murid yang telah membersamai anak-anak kita selama enam tahun ini. Menyelesaikan pendidikan dasar bukan hal yang mudah. Ini adalah hasil dari perjuangan panjang yang luar biasa, yang melibatkan sinergi antara anak, guru, dan orang tua. Ini adalah kebanggaan kita bersama,” ujarnya penuh semangat.
Tak hanya sebagai ajang pelepasan, Haflah Akhirussanah ini juga menjadi refleksi terhadap proses pendidikan yang telah ditempuh. Nilai-nilai keislaman, kebersamaan, serta kecintaan terhadap ilmu menjadi pondasi utama yang terus ditanamkan di SD Mumtas.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Simokerto, H. Sudarusman, juga turut memberikan sambutan. Ia mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan para wali murid kepada SD Muhammadiyah 10 Surabaya selama enam tahun terakhir.
“Kita ini sudah seperti keluarga. Enam tahun kita bersama, membangun ikatan yang kuat. Semoga persaudaraan ini terus berlanjut, salah satunya dengan melanjutkan pendidikan anak-anak ke SMP Muhammadiyah 1 Simolawang,” tuturnya sambil tersenyum hangat.

Tak lupa, Sudarusman menitipkan pesan penting kepada para guru untuk terus menjadi pembelajar sejati.
“Guru harus terus meng-update ilmu agar tidak tertinggal zaman. Dunia pendidikan terus berkembang. Guru tidak boleh berhenti belajar,” pesannya.
Kepada para orang tua, ia menegaskan pentingnya peran keluarga dalam pendidikan.
“Jangan menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak pada sekolah. Peran orang tua sangat besar. Malaikat nanti akan bertanya kepada orang tua, bagaimana mendidik anak-anaknya. Maka, sinergi antara rumah dan sekolah harus terus dibangun,” jelasnya.
Haflah Akhirussanah ini juga diramaikan dengan berbagai penampilan dari siswa, mulai tari Remo, Tahfidzul Qur’an, Ngaji Kitab Kuning, Pertarungan sengit Tapak Suci, juga di ramaikan dengan parade PASKIBRAKA Drajasena, hingga persembahan video kenangan. Suasana haru bercampur bahagia para orang tua saat menyaksikan anak-anak mereka tumbuh dan berkembang dalam balutan nilai-nilai keislaman dan pendidikan yang kokoh.
SD Muhammadiyah 10 Surabaya kembali membuktikan komitmennya dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara spiritual dan emosional. Haflah ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru yang lebih luas dan penuh harapan.
Penulis, M.Khoirul Anam