LENSADAKWAH.COM – Dakwah itu bukan hanya kewajiban para juru dakwah, seperti ustad, muballigh, kyai, dai tetapi setiap muslim punya kewajiban untuk berdakwah. Karena perintah dakwah sebagaimana dalam ayat Al Qur’an berlaku untuk setiap hambaNya.
Inilah yang disampaikan Muchamad Arifin kepada para jamaah kajian ba’da maghrib di masjid At-Taqwa Pogot Surabaya. Ahad, 28 April 2024.
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk. QS. An Nahl: 125
Ayat di atas berlaku pada semua hamba Allah yang mengimani Al Qur’an. Jadi perintah dakwah sebagaimana kandungan ayat di atas adalah berlaku pada semua hambanya yang beriman kepadanya.
Kalau semua muslim menyadari akan kewajibannya untuk berdakwah, maka kehidupan akan terasa damai dan tentram karena yang ada dalam hidup adalah membawa misi kebaikan bukan yang lain.
Maraknya berita-berita hoax yang dapat meresahkan dalam kehidupan bermasyarakat ini terjadi karena kurangnya kesadaran, bahwa hidup itu harus saling mengingatkan dalam kebaikan dan dilarang menyampaikan kebatilan, saling bertemu sapa dengan nasihat yang baik.
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر
Saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. QS. Al Asr: 3
Begitu indahnya seandainya setiap manusia menyadari bahwa hidup berdampingan itu saling memberikan nasihat tentang kebenaran dan menerima dengan penuh kesabaran.
Kewajiban umat Islam untuk berdakwah juga telah dijelaskan dalam ayatNya:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. QS Ali-Imran: 104
Memperhatikan beberapa ayat di atas, maka marilah kita menjadi juru dakwah sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Silakan yang punya kemampuan dakwah lewat mimbar, lewat kekuasaan, lewat media sosial atau melalui harta dan seterusnya.
Sebelum mengakhiri ceramahnya Muchamad Arifin yang akrap dipanggil ustad Arifin menceritakan pengalaman dakwah yang telah dilakukan di komunitas mualaf dan daerah terpencil. Dimana proses dakwah yang telah dilakukan begitu susah tetapi karena semangat dakwah, maka yang susah menjadi indah.
Sumber: M. Khoirul Anam