Lensadakwah.com – Ada beberapa alasan kenapa tahun kelahiran Nabi Muhammad disebut tahun gajah.
Pada kajian Rabu ba’da shubuh, 27 September 2023 di Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya disampaikan oleh ustad Muchamad Arifin.
Dalam awal ceramahnya ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menyampaikan kepada jamaah, alasan kenapa tahun kelahiran Nabi Muhammad disebut tahun gajah.
Disebut tahun gajah karena pada saat itu belum berjalan tahun hijriyah. Karena tahun Islam hijriyah baru muncul pada masa kekhalifah ke dua Umar Bin Khattab.
Namun yang menjadi alasan kuat disebutnya tahun gajah adalah karena jelang kelahiran Nabi Muhammad terjadi penyerangan di kota Makah oleh Abrahah dengan pasukan bergajah.
Penyerangan kota Makah yang dipimpin oleh Abrahah ini berawal dari rasa iri dan dengki terhadap penduduk Makkah, karena kota Makah selalu dikunjungi oleh para pelancong dari segala penjuru Arabia, baik untuk berhaji maupun hanya sekedar berziarah.
Kondisi Makah di atas yang menjadikan Abrahah dari Negeri Yaman yang berada dalam kekuasaan Abessinia (sekarang Ethiopia), Abrahah melakukan penyerangan ke Mekah dengan fokus menghancuckan ka’bah dan sekitarnya.
Agar jamaah lebih terang dan jelas ustad Arifin mengajak melihat sebuah tayangan film pendek berdurasi 14.15 menit yang menggambarkan kondisi pasukan gajah yang menyerang kota makah.
Dikisahkan bahwa Abrahah ingin menghancurkan Ka’bah dengan mengirim pasukan gajah namun, sebagaimana tafsir dari Surah al-Fiil, Abrahah turut binasa beserta seluruh pasukan gajahnya setelah dijatuhi batu-batu panas yang dibawa burung ababil
Usai pemutaran film pendek selanjutnya ustad Arifin menjelaskan tujuan Nabi Muhammad di utus oleh Allah dengan mengutip ayat:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam. QS Al Anbiya: 107
Allah SWT menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat untuk semesta alam. Dalam ayat lain Allah juga menyampaikan bahwa Nabi Muhammad sebagai pembawa kabar gembira. Sebagaimana ayat:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا مُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًا
Tidaklah Kami mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. QS Al Furqan: 56
Dari kedua ayat di atas sudah jelas bahwa Nabi Muhammad di hadirkan oleh Allah adalah sebagai rahmad dan kabar gembira khususnya bagi kita selalu pengikut dan umatNya.
Kita sebagai umat Muhammad sudah seharusnya menempatkan diti kita sebagai umat yang selalu syukur sebagai umat Muhammad dengan cara meneladani apa yang terdapat dalam diri Rasulullah sebagai uswatun hasanah.
Di dalam diri Rasulullah terdapat semua teladan, baik selaku pemimpin, pedagang, kepala keluarga, orang kaya, orang miskin karena semua pernah di alamiNya.
Siapa sesungguhnya Muhammad Rasulullah ? Telah dijelaskan dalam Al Qur’an dan kitab suci sebelumnya sebagaimana ayat:
اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Orang-orang yang mengikuti Rasul, seorang nabi yang ummi yang mereka temukan (namanya) tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka kepada yang ma’ruf dan melarang mereka dari yang mungkar, yang menghalalkan bagi mereka semua yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang diturunkan kepadanya. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. QS. Al-A’raaf: 157
Ada empat sifat yang wajib kita ketahui sebagai umatNya agar kita bisa meneladani secara utuh, yaitu: Siddiq ( (benar), fathonah (cerdas), tablihg (menyampaikan) dan Amanah (dapat dipercaya),
Dari keempat sifat wajib tersebut ustad Arifin menjelaskan satu persatu yang disertai dengan contoh-contoh dalam kehidupan sekarang sehingga menjadikan para jamaah lebih dapat memahaminya.
Jika ingin menyimak lebih jelas dalam kajian tersebut, bisa menyimak pada link TAQWAMu_Tv di bawah ini.
https://tinyurl.com/kajian-subuh-27September
Sumber: Pusat Kajian Islam Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya
Penulis : Khairul Anam