Lensadakwah.com – Sebuah tema yang diangkat oleh Ustadz drh. Sri Widodo pada acara Renungan Akhir Tahun 2022 M Madin Sabilil Muttaqin , Jl Trowulan Sentul Blitar, Jumat (30/12/2022), diikuti semua Ustadz Ustadzah, santri-santriwati, dan ibu-ibu , dimulai pukul 15.30 sampai selesai.
Setelah sholat Ashar berjama’ah acara Renungan Akhir tahun 2022 M dimulai dengan membaca Basmallah yang dipandu oleh ananda Risma selaku pembawa acara, dilanjutkan Pembacaan kitab suci Al Qur’an dan artinya oleh saudara kembar yaitu Fanisa dan Fania. Pembacaan doa dipimpin oleh ustadzah Hariningsih dan Acara renungan akhir tahun oleh ustadz drh Sri Widodo .
Pada awal tauziah Ketua LDK PDM Kota blitar menyampaikan surat Al Kaafiruun :
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ
1. Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,
لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
6. Untukmu agamamu, dZan untukkulah, agamaku”.
Surat ini turun ketika kaum kafir Quraisy meminta Nabi saw supaya menyembah tuhan mereka sembah setahun dan mereka akan menyembah Tuhan Nabi saw juga setahun . Lalu Allah memerintahkan nabi Muhammad menjawab dengan surat Al Kaafiruun. Jadi tidak ada toleransi dalam urusan ibadah. Yang maksud toleransi adalah membiarkan orang yang beragama lain mengadakan ibadah menurut ajaran mereka sendiri, tidak boleh mengikuti ibadah mereka, tidak boleh melarang, mencaci maki , menjelek-jelekan agama lain.
Di akhir tahun 2022 M mengajak untuk meninggalkan perbuatan yang buruk seperti bolos (sekolah/ngaji), bully , mencuri, Kecanduan HP atau Narkoba, berkelahi . Dan harus meningkatkan perbuatan yang baik yaitu bertaqwa kepada Allah , elok (baik) akhlaqnya terutama kepada Orang tua, harus sukses dunia dan akhirat, dan yang paling penting toleransi atau tepa slira. Karena hidup di Indonesia yang bermacam-macam agama, suku , bahasa, kebudayaan maka harus saling menghargai, membiarkan orang lain melakukan ibadahnya sendiri tanpa kita tidak boleh mengikuti ritual agama lain dan mencampuradukkan agam lain. Acara diakhiri dengan makan bakso bersama.
Penulis : Sri Widodo – Blitar
Editor : Muhaimin
Lensa_ldkpwmjatim