Lensadakwah.com – Hari ini kita berada di ujung tahun 2022, dan esok kita sudah manapaki tahun baru 2023, Itu artinya kita akan memulai hidup baru. mari kita awali dengan membuka lembaran pertama.
Kita catat apa-apa yang menjadi cita-cita dan harapan. Kalau di tahun sebelumnya ada banyak keinginan yang belum diraih, maka ditahun ini harapan itu kita rekomendasi lagi untuk kita wujudkan.
Rasulullah SAW bersabda “ Kuatkanlah harapanmu dalam meraih apa-apa yang bermanfaat bagimu “ (HR Muslim hadits no.2664). hadits ini adalah dalil yang nyata tentang kewajiban berikhtiar (berusaha) dalam mengejar cita-cita- serta meninggalkan kesantaian dan kemalasan dengan dalih takdir.
Dalam membangun harapan atau impian hendaknya setiap dari kita harus mimiliki jiwa optimis dan bertekad yang kuat dalam mengejarnya, lalu bekerja keras meraihnya dengan jalan-jalan terbaik sesuai yang diajarkan oleh syari’at.
Optimisme adalah daya energi yang berlipat ganda. Jiwa optimis akan membawa kekuatan yang besar untuk setiap langkah.
Optimis bukan berarti kita berlaku sombong dan memudahkan segala sesuatu, tapi optimis menunjukkan bahwa kita percaya dan yakin bisa meraih impian.
Optimisme hari ini akan menentukan tingkat kesuksesan dihari esok.Orang optimis lebih suka menghitung keberhasilan daripada menghitung berapa banyak kegagalan.
Tentu masih ingat kisah Rasulullah SAW di Thoif.
“ Waktu itu beliu pergi ke Thoif, disamping berdakwah bagi penduduk disana beliau juga berharap ada perlindungan sementara untuk diri dan para sahabat yang selalu di musuhi oleh orang-orang kafir Mekkah. Namun ketika beliau sampai di Thoif, oleh penduduk disana, bukannya beliau disambut dengan baik, eh.. mala disambit (dilempari) batu hinggah gusinya menyemprotkan darah.
Pada waktu itu datanglah malaikat penjaga gunung dan menawarkan diri “ Wahai Rasulullah, penduduk thoif itu sudah keterlaluan. Padahal engkau manusia utusan, insan pilihan, engkau pribadi terhormat tapi mereka telah memperlakukanmu tak sewajarnya. Bagaimana sekirannya kalau kedua gunung ini aku angkat dan aku muntahkan ke penduduk itu, agar mereka hancur dan binasa semuanya, karena telah mendustakanmu!”
Rasulullah SAW yang visioner inipun menolaknya beliau masih memimpikan agar agama tetap terus mengabdi sepeninggalnya seraya menjawab “ Ah jangan, boleh jadi Allah akan menurunkan anak dan cucu mereka, yang mau menerima pesan dakwah ini!”.
Inilah sikap visioner Rasulullah. Mungkin saja dan bisa terjadi kalau beliau tidak bermental besar seperti itu agama Islam sudah punah dan tinggal fosil-fosil kuno yang jadi kenangan.
Mental besar itu membuahkan hasil menawan. Thoif secara khusus, dan semanjung Arabia secara umum, telah menjadi basis islam dikemudian hari. Bahkan sepanjang zaman dan lebih dari itu agama Islam menjadi agama terbesar di dunia. Itu karena ada tekad yang kuat, jiwa yang visioner dari Rasulullah SAW.
Sukses, tidak akan datang secara instan, atau muncul secara tiba-tiba. tetapi ada prasyarat yang menyertainya dan ini adalah harga yang harus di bayar oleh siapa saja.
Hanya orang-orang yang miliki pemikiran Visioner dan jiwa optimislah yang akan bisa meraih segala impian dan cita-cita.
Jika pada tahun ini kita ingin meraih kesuksesan maka jiwa optimis harus dibangun, sikap visioner harus kita gelorahkan kembali.
Selamat datang tahun 2023.
Malang, 31 Desember 2022
Penulis : M.Khoirul Anam
Lensa_ldkpwmjatim