Lensadakwah.com – Toleransi bukan hanya digaungkan, dinarasikan. Narasi harus dilakukan dan dimulai dari diri kita masing-masing.
Hal di atas yang disampaikan oleh ustad Muchamad Arifin Kabid Agama Ekonomi Sosial Budaya Forum Koordinasi Pencegahan Tetorisme (BNPT-FKPT) Jawa Timur dalam khutbah Idul Adha 1444 H di Masjid Bahagia Surabaya.
Toleransi merupakan perintah agama. Oleh karena itu mari kita praktekkan dalam kehidupan bermasyarakat, beragama lebih-lebih kita hidup di negara yang kaya dengan keanekaragaman suku, ras, budaya, agama dan lain-lainnya.
Keanekaragaman yang ada di negara kita Indonesia adalah merupakan rahmat yang harus kita syukuri dan kita jaga.
Allah berfirman dalam Al Qur’an:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. QS. Al Hujurat: 13
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menciptakan makhluknya bersuku-suku, berbangsa- bangsa untuk saling mengenal bukan untuk saling bermusuhan.
Dalam pantauan media Kabid Agama FKPT Jawa Timur mengajak kepada jamaah untuk menjadi yang terdepan dalam toleransi karena toleransi adalah bagian dari pada akhlak dalam beragama.
Toleransi tidak cukup diseminarkan, dinarasikan lewat media online atau off line tetapi harus langsung dilaksanakan dan dimulai dari diri kita masing-masing.
Lanjut ustad Arifin panggilan akrap Kabid Agama Sosbud FKPT Jatim menegaskan bahwa Intoleran itu sesungguhnya adalah penyakit hati yang bisa terjadi pada siapa saja.
Kita semua harus waspada pada penyakit hati. Karena dari penyakit hati (intoleran) semua masalah terjadi, baik terkait sosial, ekonomi, budaya, politik dan seterusnya.
وَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا اِلٰى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوْا وَهُمْ كٰفِرُوْنَ
Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka (dengan surat itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir. QS. At-Taubah: 125
Dalam ayat lainnya Allah menyampaikan firmanNya:
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗوَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. QS. An Nisa’: 32
Hati yang jernih, bening, dan bersih akan terpancar dari perilaku sehari-hari. Adanya buruk sangka terhadap sesama menandakan hati yang kotor. Penyakit hati yang satu ini biasa disebut dengan suuzan.
Islam mengajarkan kita untuk tidak berburuk sangka, agar terhindar dari penyakit hati ini hendaknya kita mencoba untuk berbaik sangka terhadap sesama. Kita harus dapat melatih hati dan pikiran untuk memikirkan segala hal yang positif.
Sumber: Satgas IT FKPT Jatim