Lensadakwah.com – Kajian Rabu ba’da Shubuh, 9 Agustus 2023 di masjid At-Taqwa Pogot Surabaya melanjutkan tema sebelumnya, yaitu: Delapan Vitamin Hati bagian ke-3.
Kajian rutin yang diasuh oleh ustad Nurcholis Huda terkaitvtema Delapan Vitamin Hati ini telah terbahas oada dua pertemuan sebelumnya, yaitu’:
1. Mendirikan Shalat
2. Membaca Al Qur’an
3. Gemar Shadaqah
4. Melaksanakan Puasa
5. Ingat Kematian
6. Membaca Istighfar.
Pada hari kita akan melanjutkan pembahasan berikutnya.
7. Sabar
Kesabaran adalah merupakan kekuatan yang sangat luar biasa untuk menjaga hati dari dari gempuran masalah yang datang tidak terduga. Kata sabar tersebut 74 kali dalam Al Qur’an. Hal ini karena pentingnya sabar.
Sebuah peristiwa yang pernah terjadi pada diri Rasulullah, yaitu ketika beliau hijrah ke Thoif, beliau berharap akan disambut dengan baik dan gembira, ternyata sebaliknya yang terjadi.
Kedatangan nabi bukan disambut baik tetapi justru soraki seperti menyoraki orang gila. Bahkan dilempari batu dan kotoran. Apa yang dilakukan oleh Rasulullah ? Dia hanya berdoa: “Ya Allah berilah petunjuk umatku karena mereka belum mengerti”. Tawaran malaikat Jibril untuk menghancurkan dengan batu, namun ditolak oleh Rasulullah. Subhanallah.
Jika kita menghadapi persoalan hidup, maka Allah memerintahkan menggunakan dua cara, yaitu: sabar dan shalat.
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. QS. Al Baqarah: 45
Ustad Nurcolis Huda lanjut menjelaskan, bahwa: Sabar bukan berpangku tangan, menyerah dan mengelus dada. Sabar adalah sikap tekun untuk mencapai keadaan yang lebih baik. Sabar itu mengikuti proses. Sabar itu menahan derita untuk menggapai cita-cita.
Penasihat Muhammadiyah Jawa Timur ini menggambarkan, bahwa; Sabar seperti ketekunan orang yang membuat patung mengukir di atas batu yang keras. Sabar seperti ibu hamil yang siap hidup tidak nyaman demi bayi yang dikandungnya lahir dengan selamat.
Orang yang sabar itu adalah orang yang kuat karena mampu menahan egonya. Allah selalu menyertai gamvaNya yang sabar.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. QS. Al Baqarah: 153.
8. Ikhlas
Ikhlas adalah merupaka roh dari semua perbuatan. Amal yang tidak ikhlas seperti barang mati, tidak ada rohnya. Orang tidak tertarik. Demikian juga amal kita. Tanpa ikhlas seperti tidak ada rohnya. Allah juga tidak akan memberikan perhatian.
Ikhlas merupakan kekuatan batin yang dimana setan tidak sanggup untuk menaklukkannya. Setan mampu dan sanggup menaklukkan siapapun tanpa kecuali. Hanya kepada orang ikhlaslah setan menyatakan tidak mampu.
قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ
Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya. QS. Al Hijr: 39
الا عبادك منهم المخلصين
Kecuali hamba-hambamu yang benar-benar ikhlas.
Inilah pengakuan setan dihadapan Allah swt. Hanya orang yang ikhlas dia tidak sanggup menggoda dan menaklukkan. Selain orang ikhlas, setan sanggup menaklukkan siapa saja dengan iming-iming yang telah disiapkan.
Orang yang tidak ikhlas akan mudah tertarik dengan godaan jabatan, popularitas, lawan jenis dan janji-janji lainnya. Na’udzubillah.
Bagaimana ujian yang telah menimpa para nabi-nabi sebelumnya, seperti: Nabi Adam, Yunus, Ayub, Ibrahim sampai nabi Muhammad tidak pernah lepas dati ujian. Tapi setan gagal menaklukkan mereka para nabi Allah karena keikhlasannya.
Diakhir kajiannya ustad Nurcholis Huda mengajak kepada jamaah untuk rajin beristighfar dan bertaubat. Insyaallah Allah akan mengampuni dosa hambanya.
https://tinyurl.com/kajian-shubuh-9Agustus
Sumber: Pusat Kajian Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya.
Editor : Muchamad Arifin