LENSADAKWAH.COM – Derasnya narasi radikal di media sosial harus segera diminimalisir. Karena kalau tidak akan semakin memperparah ketentraman di tengah masyarakat.
Hal di atas yang disampaikan Muchamad Arifin ketua Bidang Agama Sosial Budaya BNPT-FKPT Jawa Timur di depan para bu Nyai dan ustadza di hotel Royal Tretes Pasuruan. Sabtu, 9 Maret 2024
Acara yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pasuruan ini dalam upaya menciptakan ketentraman pasca pemilu presiden dan legislatif dan persiapan pemilu kepala daerah yang akan digelar pada bulan November 2024.
Kegiatan sosialisasi yang menyambil tema Kewaspadaan Dini dalam Upaya Cegah Dini Konflik di Masyarakat Menjelang Pemilu dan Pemilukada 2024 ini diikuti oleh Seratus perwakilan bu Nyai dan ustadza dengan harapan dapat membantu mengendalikan berkembangnya narasi radikal yang berkembang di media sosial saat ini.
Muchamad Arifin dalam paparannya menjelaskan bahwa peran para bu Nyai dalam ikut serta mengendalikan masalah berkembangnya narasi radikal di medsos cukup strategis. Mengingat para bu Nyai dan ustadza memili binaan atau jamaah di masing-masing tempat.
Intoleran adalah merupakan embrio berkembangnya narasi radikal di media sosial maupun di media nyata saat ini. Oleh karena itu intoleran harus dicegah sejak dini meskipun faktanya mencegahnya itu sulit. Jelas ustad Arifin kepada para auden yang semua terdiri dari kaum hawa.
Nampak di layar presentasi menayangkan alur terjadinya narasi dan perbuatan radikal yang terjadi di tengah masyarakat dengan disertai vidio kasus keterlibatan perempuan dalam beberapa kasus radikal hingga teroris.
Sumber: Satgas IT FKPT Jawa Timur