LENSADAKWAH. COM – Toleransi ada karena adanya perbedaan. Bagaimana cara toleransi? Ini penting untuk disampaikan agar kita semua paham dan bisa melaksanakan toleransi ditengah perbedaan. Jelasnya Muchamad Arifin dalam Kajian Ahad Pagi di Masjid At-Taubah Demak Barat I/39 Surabaya. Ahad, 15 Desember 2024.
Toleransi di tengah perbedaan ras, budaya, dan agama adalah sikap menghargai, menerima, dan menghormati perbedaan yang ada di antara individu atau kelompok masyarakat. Toleransi tidak berarti harus menyetujui atau mengikuti keyakinan atau budaya orang lain, tetapi lebih kepada sikap saling menghormati hak setiap orang untuk memiliki pandangan, keyakinan, dan cara hidup yang berbeda.
Islam mengajarkan toleransi sebagai bagian dari akhlak mulia. Dalam berbagai ayat dan hadis, terlihat jelas bahwa menghormati perbedaan, menjalin hubungan yang harmonis, dan menjaga kedamaian adalah bagian dari ajaran Islam. Sikap toleransi juga mencerminkan kasih sayang Allah kepada semua makhluk-Nya.
Lanjut ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mencontohkan sikap toleransi yang dibangun oleh Muhammadiyah di Indonesia Timur tepatnya di daerah Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT).
Muhammadiyah telah menunjukkan peran aktif dalam membangun toleransi di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.
Sidang tanwir Muhammadiyah yang digelar di Kupang Nusa Tenggara Timur NTT, 4-6 Desember 2024 merupakan contoh toleransi yang begitu indah dibangun oleh Muhammadiyah di tengah perbedaan budaya, agama serta berbedaan lainnya.
Muhammadiyah di Kupang mendirikan sekolah-sekolah yang terbuka untuk semua kalangan, tanpa membedakan agama atau suku. Banyak siswa non-Muslim, termasuk yang beragama Kristen dan Katolik, menempuh pendidikan di sekolah Muhammadiyah. Di lembaga pendidikan ini, toleransi dipupuk melalui sikap saling menghormati di antara siswa dari latar belakang agama yang berbeda.
Muhammadiyah di Kupang mendidik anggotanya untuk selalu menghormati budaya dan tradisi masyarakat setempat, termasuk tradisi umat Kristen yang mayoritas di wilayah tersebut. Muhammadiyah juga mengedepankan nilai persaudaraan (ukhuwah) antarumat beragama, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan bersama.
Muhammadiyah di Kupang, NTT, telah menjadi contoh nyata bagaimana sebuah organisasi Islam mampu membangun toleransi dan persaudaraan lintas agama. Dengan pendekatan pendidikan, sosial, dan kemanusiaan, Muhammadiyah menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang menghargai keberagaman dan berkontribusi positif dalam kehidupan masyarakat multikultural.
Suksesnya terselenggaranya tanwir Muhammadiyah di Kupang NTT tidak lepas dari sikap toleransi yang bangun oleh warga Muhammadiyah bersama masyarakat setempat.