Lensadakwah.com – Kebanyakan orang melihat keimanan, kepribadian, akhlaqnya hanya dari penampilan luarnya (casingnya). Hal ini bisa keliru contohnya Sahabat Uwais Al Qurni yang pakainnya seadanya, bahkan sering dicaci maki , dihina bahkan dituduh sebagai pencuri, tetapi sebenarnya adalah seorang Pemuda yang terkenal di langit, ini merupakan sebuah tema diangkat oleh Ustadz drh. Sri Widodo Ketua Dahwah Komunitas Pimpinan Daerah (LDK PDM) Kota Blitar dalam Kajian rutin ba’da sholat dhuhur berjama’ah pada hari kamis , 17 Sya’ban 1444 H bertepatan tanggal 09 Maret 2023 M di masjid Al Istiqomah Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) tingkat 1 Blitar, diikuti oleh jama’ah Anak Didik Lapas (adikpas) dan pegawai LPKA tingkat 1 Blitar.
Ustadz yang lebih senang dipanggil Pak Sri Widodo mengawali tauziah dengan menyampaikan kisah Sahabat Uwais al-Qarni, merupakan seorang pemuda yang sederhana, yatim, hidup dengan ibunya yang lumpuh dan buta. Pekerjaannya hanya membantu mengembala sapi dan domba. Beliau taat beribadah dan sangat berbakti kepada ibunya. Ibunya minta satu permintaan yaitu bisa naik haji sebelum meninggal. Uwais al-Qarni berharap bisa memenuhi permintaan ibunya. Kemudian membeli seekor pedet ( anak sapi) dan tiap hari digendong naik turun bukit. Banyak orang yang mentertawakan dan bahkan dianggap seperti orang gila.
Setelah mendekati musim Haji, pedetnya sudah berbobot 100 kg dan badan Uwais menjadi kuat dan kekar, sehingga mengendong dari Zaman ke Mekah sudah tidak ada masalah karena sudah terbiasa latihan mengendong pedet naik turun bukit dan Naik Haji bersama ibunya bisa terlaksana.
Pada suatu saat Uwais al-Qarni minta ijin kepada ibunya untuk menemui Nabi SAW dan diijinkan oleh ibunya. Setelah sampai di rumah Nabi mengucapkan salam dan dijawab oleh istri Aisyiyah r.a dan mengatakan bahwa Nabi sedang berperang pulangnya kapan belum diketahui. Ujian baginya untuk memilih menunggu Nabi yang waktunya belum diketahui atau pulang karena ibunya berpesan cepat pulang kalau keperluan sudah selesai. Uwais lebih memilih pulang untuk Ibunya. Nabi Muhammad SAW pulang dan diberi tahu, dan Nabi mengatakan bahwa Uwais seorang pemuda yang terkenal di langit karena sangat bakti kepada ibunya dan beribadah kepada Allah SWT. Bahkan menyuruh Sayidina Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk meminta doa kepada Uwais al-Qarni bila ketemu.
Setelah ibunya meninggal dunia ada rambongan dari zaman menghadap Khalifah Umar bin Khattab. Khalifah Umar bin Khattab dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib menemui dan minta doa , dan menawarkan memberi Uang dari Baitul mal untuk membantu mencukupi kehidupan Uwais al-Qarni, tetapi ditolak dan mohon kepada Khalifah untuk merahasiakannya. Waktu Uwais al-Qarni meninggalkan dunia semua heran bahwa kelihatan banyak orang yang memandikan, mengafani, membuat lubang jenazah, mengangkat jenazahnya dan menguburnya tetapi tidak ada yang kenal itu kemungkinan malaikat utusan Allah SWT.
Pada akhir ceramahnya ustadz drh Sri Widodo mengajak kepada jama’ah Khususnya adikpas untuk mengambil hikmah dari kisah tersebut, yaitu
1. Bakti kepada ibunya dan taat kepada Allah , Uwais al-Qarni menjadi pemuda yang terkenal di langit sampai jenazahnya yang mengafani, mengangkat dan menguburnya para malaikat.
2. Perbuatan yang berat bila dilatih dari sedikit akan menjadi ringan
3. Jangan lihat seseorang dari penampilannya, misal ada temen yang bertato dikatakan pasti buruk, bisa jadi salah karena ia sudah bertaubat, akhlaq baik, ibadahnya kepada Allah baik merupakan orang baik bisa sukses dunia akhirat.
Penulis : Sri Widodo – Blitar
Editor : Muhaimin