Lensadakwah.com – Islam memiliki
pengertian yaitu tunduk, patuh, taat dan berserah diri kepada Allah Swt, Tuhan Maha
Pemurah yang tiada tara, Tuhan Maha Pengasih yang tak pilih kasih serta Tuhan
yang Maha Mempunyai semesta alam yang memberikan segalanya termasuk
keselamatan, kesejahteraan dan kedamaian hidup baik di dunia dan di akhirat
utamanya. Allah menciptakan agama Islam dengan mensejajarkan dengan proses
penciptaan dan tujuan hidup manusia. Melalui Nabi Muhammad SAW. Islam berfungsi
sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi kehidupan umat manusia. Agama Islam
adalah ajaran agama yang bersifat universal. Maksudnya ajaran agama Islam
bernilai universal yang sesuai dengan kebutuhan manusia.
Kesempurnaan
ajaran agama Islam terlihat pada keselarasan nilai-nilai ajarannya dengan
fitrah hidup manusia, yaitu menyelaraskan dengan kejadian alamiah manusia.
Nilai-nilai ajaran Islam ini dikembangkan manusia dalam pendidikan. Pendidikan
Islam ini menjadi bukti nyata di mana perealisasiannya dengan menghubungkan
kepada konsep ketuhanan.
Pendidikan Islam
merupakan konsep pendidikan yang menjadikan makna dan tujuan pendidikan lebih
tinggi sehingga membuat manusia diarahkan kepada visi misi hidup yang dinamis
dan menjadikan manusia itu terjauh dari penyimpangan. Allah SWT. Menyerukan
kepada seluruh umat manusia agar menjadi hamba dari agama islam yang kaffah
atau secara menyeluruh, dimana ajaran agama islam bukan hanya tentang beribadah
tapi seluruh aspek kehidupan manusia di ajarkan dengan sempurna untuk mencapai
akhir dari pejalanan hidup manusia di akhirat. Salah stau aspek kehidupan
manusia yang di ajarkan dalam ajaran agama islam adalah pendidikan, dimana
pendidikan Islam itu sendiri merujuk atau bersumber langsung kepada ajaran
agama Islam yaitu Al Quran dan As Sunnah serta ijtihad para ulama. Dan seluruh
elemen dari pendidikan Islam merujuk kepada akhir tujuan yaitu penghambaan diri
untuk lebih mengenal dan dekat dengan Tuhannya.
Aktualisasi diri
dan perkembangan pendidikan Islam ini adalah bentuk dari sebuah konsep
pendidikan islam. Secara garis besar konsep pendidikan Islam itu terdiri dari
dua hal tersebut.
1. Konsep
pendidikan Islam tentang aktualisasi diri
Konsep ini manusia menyesuaikan dengan seluruh
kondisinya baik secara social, ekonomi, psikologi atau kondisi lainnya yang
dapat memenuhi kebutuhan dari tujuan aktualisasi diri manusia. Islam menawarkan
konsep pendidikan Islam dengan menyesuaikan kondisinya seperti; pertama, Allah
memerintahkan manusia untuk menyembah kepada-Nya, Allah memberikan kebebasan
kepada manusia serta menjelaskan akibatnya dengan pilihannya ketika kelak di
hari akhir. Kedua, Allah memberikan kesempatan bagi manusia selama di dunia ini
adalah tekanan sebagai bekal di akhirat agar manusia mendapatkan balasan dengan
apa yang dilakukannya selama di dunia, pembedaan balasan ini tergantung taqwa
dari manusianya.
Ketiga; taqwa kepada Allah SWT adalah bentuk
aktualisasi diri tertinggi dalam Islam. Keempat, manusia mempunyai
kesiapan-kesiapan untuk mendapatkan petunjuk Allah sebagaimana dijelaskan di
banyak surat dalam Al Quran salah satunya dalam QS. At-Taubah ayat 105. Yang
Artinya: Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu,
begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan
manusia dengan kemampuan yang bisa menggiring manusia kepada keahliannya.
Manusia sebagai subjek pendidikan dalam pandangan islam harus dididik sesuai
dengan kesiapan dan kesanggupannya jangan di paksakan mengerjakan sesuatu di
luar batas kemampuannya karena itu akan menjadikan hal sia-sia saja. Hal ini dipertegas oleh Ibnu Sina: “peserta didik dipilahkan materi-materi yang sesuai
dengannya, tidak boleh dipaksa untuk menangkap pengetahuan jikapun peserta
didik itu tidak minat. Pendidik tidak boleh membiarkan anak tersebut berjalan
dengan sendirinya dan harus dalam pendampingan dan pengarahan untuk
pemahamannya”.
Begitupun dengan pendidikan di Indonesia sejak sekolah
dasar hingga sekolah menengah atas atau kejuruan, peserta didik diarahkan
kepada minatnya untuk mengembangkannya setelah itu di kelompokkan kesamaan
minat yang dimiliki dengan mendapatkan bimbingan khusus terhadap spesifikasi
khusus dari bidang ilmu yang hendak ditekuni agar mereka mendapatkan tujuan yang dia inginkan.
Berbeda dengan peserta didik di perguruan tinggi,
mereka diarahkan dalam pengembangan bakatnya sesuai dengan teori yang telah di
dapatkan dari jenjang pendidikan sebelumnya untuk dapat memproduksikan sesuatu
yang diarahkan kepada umat untuk mendapatkan tatanan masyarakat yang makmur.
2.Konsep
pendidikan Islam tentang perkembangan
Pendidikan Islam mencakup segala aspek perkembangan
mulai dari jasmani, akal dan sosial semua aspek tersebut Islam mengarahkan kearah tujuan pendidikan yang tertinggi. Dalam perkembangan jasmani, Rasulullah SAW
mengajarkan umat Islam untuk berolahraga seperti berkuda, memanah dan berenang.
Islam memperhatikan perkembangan jasmani untuk kebaikan manusia itu sendiri, Islam memberikan dua pengarahan, yang pertama pengarahan kekuatan segala
perkara yang di ridhoi Allah SWT, kedua menjauhkan kekuatan jasmani dari hal – hal
yang dilarang oleh Allah SWT.
Dalam perkembangan Akal Islam memandang akal sebagai
potensi manusia yang terpenting, hal ini juga yang membedakan manusia dengan
makhluk Allah lainnya. Dalam Al Quran Allah memerintahkan manusia untuk
mengarahkan akalnya agar merenungi penciptaan manusia sebagai
analogi yang ada pada rukun iman. Dengan demikian konsep pendidikan Islam
bertujuan untuk mengembangkan akal manusia yang disempurnakan dengan
pengembangan jasmaniah. Dalam pendidikan Islam, aspek intelektual berkembang
dari kecermatan dan kejujuran berpikir serta aplikasi praktis menuju pengakuan
adanya Dzat Yang Maha Tinggi melalui pencarian petunjuk serta penjauhan diri
dari eksploitasi hawa nafsu. Dengan begitu manusia akan dengan mudah menemukan
argumentasi dan pengetahuan yang meyakinkan dan jauh dari praduga.
Konsep terakhir dalam perkembangan sosial, manusia
sebagai makhluk sosial itu itu berkembang, maka berarti pula manusia itu adalah
makhluk yang berkebudayaaan, baik moral maupun material. Diantara insting
manusia adalah adanya kecenderungan mempertahankan segala apa yang dimilikinya
termasuk kebudayaannya. Oleh karena itu, maka manusia perlu melakukan
transformasi dan transmisi (pemindahan dan penyaluran) kebudayaannya kepada
generasi yang akan menggantikan di kemudian hari sehingga generasinya tidak
menjadi generasi yang apatis, akan tetapi menjadi generasi yang mampu
mengembangkan warisan kebudayaannya dan juga mampu mengembangkan fitrahnya,
sehingga ia mampu mengubah keadaannya dari yang biasa menjadi luar biasa dan
dari ketertinggalan menuju kepada kemajuan.
P Penulis : Junaina Bintang Novita – Mahasiswa Magister
Pendidikan Agama Islam UMM
Editor : Muhaimin
Lensa_ldkpwmjatim