Lensadakwah.com – Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Cabang Muhammadiyah Simokerto kota Surabaya menyelenggarakan Pendidikan Khusus Kepala (DIKSUSPALA) Lembaga untuk pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Panti Asuhan Muhammadiyah Buya Hamka. Di Hotel Permata Biru Pasuruan, Sabtu-Ahad, 11-12/02/2023
Pembukaan DIKSUSPALA MPS PCM Simokerto di Hotel Permata Biru Pasuruan.
Hadir dalam kegiatan ini, jajaran PCM Simokerto, hadir juga sebagai pemateri dari Majelis Pelayanan Sosial dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya.
Musa Abdillah, Sekretaris PCM Simokerto, dalam sambutannya menyampaikan,
Kegiatan DIKSUSPALA ini merupakan rekomendasi dari hasil Musyawarah Cabang (Musycab) Simokerto tahun 2016. Selain pembebasan perguruan Kapasan, pemindahan SMP Muhammadiyah 1 ke Simolawang. Tuturnya.
Target kita, sambung Musa, sebelum Musycab PCM Simokerto, seluruh amanah musycab 2016 sudah kita tunaikan, termasuk mendirikan Panti Asuhan Muhammadiyah Buya Hamka ini.ujarnya.
Dulu, kata Musa melanjutkan, PCM Simokerto pernah memiliki Panti Asuhan, bahkan menjadi kiblat Panti Muhammadiyah di Surabaya seperti panti Kenjeran dan Sawahan. Terangnya.
Pendirian LKSA (panti) merupakan wujud keinginan beramal Sholeh, dengan banyak menebar amal kebaikan. karenanya dengan adanya acara ini bisa menghasilkan pemimpin yang berintegritas, amanah dan pengurus memiliki pemahaman tentang pengelolaan panti secara benar, sehingga bisa memajukan LKSA Simokerto. Harapnya.
Ferry Yudi Antonis, M.Pd.I, Ketua MPS Muhammadiyah Surabaya, mengapresiasi adanya DIKSUSPALA ini.
Penyampaian SK Pendirian dan pengukuhan LKSA sudah selesai, sekarang tinggal DIKSUSPALA, yang jelas nanti kita banyak diskusi, saling support, dan memotivasi untuk memajukan LKSA Simokerto. Ucapnya singkat.
Sementara itu, Drs.H. Zayyin Chudlori, M.Ag. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya, dalam sambutannya mengatakan, Muhammadiyah itu punya icon khusus yakni pendidikan dan sosial, oleh karena itu Panti Asuhan (LKSA) harus kita jaga dan rawat.dengan baik. Tuturnya.
Punya panti, Zayyin melanjutkan, jangan seperti tempat penggemukan sapi. maksudnya yang d perhatikan jangan fisik nya saja. Panti yang kita miliki harus berbeda dengan yang lain. Kegiatannya jangan hanya ngaji saja, bahkan hanya dipakai mencari dana.Panti Muhammadiyah tidak seperti itu, harus ada target yang lebih. Bebernya.
Anak panti itu kader kita. Harus di beri pendidikan sepanjang hayat. Panti kita bisa seperti pondok pesantren (Boarding) ada kyainya, pengasuhnya, kurikulumnya, santrinya banyak. Di samping itu, Panti Asuhan Muhammadiyah harus mampu berkompetisi dengan panti yang lain, karenanya dalam DIKSUSPALA ini selain ada materi-materi khusus, kita juga akan menyamakan persepsi untuk memajukannya. Demikian pungkasnya.
lensadakwah.com
Penulis: M.Khoirul Anam
Editor : Much. Arifin