LENSADAKWAH.COM – Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) bersama Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah selenggarkan Kajian Intensif Al Islam untuk Mualaf di Pulau Dewata Bali. Selasa, 18 Ramadhan 1446H/ 18 Maret 2025 M.
Kajian intensif Al Islam untuk Mualaf yang bertempat di Pusat Gedung Dakwah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bali berjalan lancar sesuai rencana. Jelas ketua LDK PWM Bali Husni Abadi yang lebih akrap dipanggil ustad Husni.
Ketua panitia yang sekaligus ketua LDK PWM Bali dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada LDK dan Lazismu Pimpinan Pusat yang sudah mempercayakan kepada Bali sebagai tempat kegiatan KIAM di Bulan Ramadhan kali ini. Kami sangat berharap kegiatan seperti ini tidak hanya berhenti sampai disini.
Sementara itu Husnul Fahmi selaku ketua PWM Bali dalam sambutannya selain mengucapkan terimakasih kepada LDK dan Lazismu PP Muhammadiyah, juga berharap agar kegiatan yang terkait pembinaan mualaf Bali bisa diprioritaskan. Hal ini karena grafik peningkatan mualaf di Bali cukup siknifikan.
Ketua LDK PP Muhammadiyah, Muchamad Arifin selain membuka secara resmi kegiatan Kajian Intensif Al Islam untuk Mualaf (KIAM) berharap kepada LDK Bali bisa mendampingi para mualaf dengan baik khususnyavdalam membimbing dan menjaga keimanan dan ibadahnya.
Pendampingan bagi mualaf memiliki peran yang sangat penting karena mereka sering kali menghadapi berbagai tantangan setelah memeluk Islam. Salah satu kesulitan utama yang dihadapi adalah dalam memahami ajaran Islam secara mendalam. Sebagai individu yang baru mengenal Islam, mereka membutuhkan bimbingan dalam mengenal konsep akidah, tata cara ibadah, serta bagaimana menjalani kehidupan sesuai dengan syariat.
Pendampingan penting, karena tanpa adanya pendampingan yang memadai, mereka bisa mengalami kebingungan atau bahkan kesalahan dalam mengamalkan ajaran Islam.
Di samping itu, banyak mualaf mengalami tekanan dari lingkungan mereka sebelumnya, baik dari keluarga, sahabat, maupun komunitas tempat mereka berasal. Tidak jarang mereka harus menghadapi penolakan, dikucilkan, bahkan kehilangan sumber penghidupan.
Dalam kondisi seperti ini, dukungan dari pendamping sangat diperlukan untuk memberikan kekuatan mental dan emosional agar mereka tetap teguh dalam keyakinannya. Dengan adanya pendampingan, mereka juga dapat menemukan komunitas Muslim yang siap menerima dan membimbing mereka dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai seorang Muslim.
Selain memberikan dukungan moral, pendampingan juga memiliki peran penting dalam memberdayakan mualaf, khususnya dalam aspek sosial dan ekonomi. Sebagian dari mereka mengalami kendala dalam mencari nafkah setelah memutuskan masuk Islam.
Oleh karena itu, program pendampingan yang mencakup pelatihan keterampilan atau bantuan ekonomi sangat diperlukan agar mereka dapat hidup mandiri dan tetap merasa nyaman dengan keputusan yang telah mereka ambil.
Lebih jauh, pendampingan juga berfungsi sebagai upaya untuk menjaga agar mualaf tetap istiqamah dalam keislamannya dan tidak mudah kembali ke keyakinan sebelumnya akibat kurangnya pemahaman dan dukungan.
Dengan bimbingan yang baik, mereka tidak hanya mampu mempertahankan keimanan mereka, tetapi juga dapat berkembang menjadi Muslim yang lebih kuat dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Pendampingan ini dapat dilakukan oleh para dai, lembaga dakwah, serta komunitas Muslim yang peduli terhadap keberlanjutan iman dan kesejahteraan para mualaf.